DPR Minta BUMN Pangan Stabilkan Harga Selama Pamdemi Covid-19

Selasa, 21 April 2020 – 19:53 WIB
Achmad Baidowi. Foto: Dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR RI Achmad Baidowi meminta Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang pangan menstabilkan harga, serta menjamin ketersediaan stok selama pandemi Covid-19.

Menurut Baidowi, musim panen yang akan datang di tengah pandemi Covid-19, membuat stok pangan melimpah. Sementara, di satu sisi akan memasuki Ramadan dan  Lebaran, yang juga berpengaruh kepada kenaikan harga pangan.

BACA JUGA: Politikus PKS Andi Akmal Menyoroti BUMN Pangan dan Kedaulatan Pangan

“Kami meminta Bulog selain harus menjaga stok pangan, juga harus membuat harga agar tetap terjangkau khususnya (untuk) masyarakat tidak mampu,” ujar Baidowi dalam keterangan tertulis, Selasa (21/4).

Sekretaris Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DPR itu mengatakan adanya lockdown di sejumlah negara membuat negara-negara memproteksi diri terhadap stok pangan sehingga tidak ekspor.

BACA JUGA: Langkah BUMN Stabilkan Harga Pangan

Menurutnya, hal ini merupakan momentum bagi Bulog untuk turut membantu mewujudkan swasembada pangan dengan memaksimalkan produksi dalam negeri. Selain itu secara teknis, Bulog harus siap ketika masyarakat butuh beras.

“Contoh, di Madura Jawa Timur saya mau beli beras lima ton ke Bulog untuk disalurkan ke masyarakat terdampak Covid-19, namun mereka butuh waktu lebih dari 15 hari untuk menyiapkan,” ujarnya.

BACA JUGA: Tangkap Peluang di Tengah Pandemi Corona, Petani Lembang Jualan Lewat Online

“Akhirnya saya harus cari alternatif lain, karena kalau menunggu 15 hari, jumlah orang yang kelaparan bakal meningkat. Ini membuat skema bisnis Bulog akan terganggu, meski demikian pesanan ke Bulog tetap berjalan dalam rangka membantu usaha BUMN.”

Baidowi juga meminta PT RNI agar menjawab tantangan pemerintah bahwa harga gula tidak boleh lebih dari Rp 12.500 per kilogram. Sementara, kata dia, kenyataan di lapangan harganya masih Rp 18.000 di tingkat pengecer. “Ini perlu terobosan dari RNI untuk bisa  menstabilkan harga  gula,” tegasnya.

Dia juga meminta PT Berdikari yang saat ini sulit melakukan impor daging karena adanya lockdown di berbagai negara, untuk memaksimalkan ternak di dalam negeri.

“Di Madura, banyak budi daya sapi terkenal misalnya di Sapudi dan Saas, tetapi saya belum pernah mendengar PT Berdikari bicara potensi sapi Madura,” pungkas Baidowi.(boy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler