jpnn.com - JAKARTA -- Demonstrasi kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) belum juga berhenti. Aksi yang meluas di beberapa daerah berujung pada bentrok antara mahasiswa dan polisi, bahkan warga juga ikut terlibat.
Polisi sebagai aparat Negara yang melakukan pengamanan sejumlah aksi dianggap paling bertanggung jawab atas insiden jatuhnya korban dari warga dan mahasiswa. Meski di lain pihak, polisi juga terluka atas tindak pendemo yang sudah di luar batas.
BACA JUGA: Polri Belum Keluarkan STTP Munas Golkar di Bali
Namun dari beberapa tindakan pengamanan yang dilakukan, Anggota DPR dari PKS Aboebakar Alhabsy menilai polisi sudah kebablasan. Seperti aksi brutal yang sampai masuk di dalam musala memukuli mahasiswa di Pekanbaru, Riau serta tembakan gas air mata yang dilakukan polisi ke dalam Masjid Univeristas Makassar. Belum lagi tewasnya Muhammad Arif (17) di Makassar, Sulawesi Selatan.
"Apa yang dilakukan polisi kemarin di Makassar sepertinya sudah kebablasan. Sepertinya mereka sudah over ackting, tak bisa lagi menghormati tempat ibadah," katanya, Jumat (28/11).
BACA JUGA: Kejagung Rahasiakan Lokasi Eksekusi Lima Terpidana Mati
Menurutnya, sungguh perlakuan yang demikian menyakiti perasaan umat Islam. "Tidak hanya warga Riau atau Makasar, tapi seluruh ummat Islam di Indonesia," paparnya.
Dia mendesak Kapolri Jenderal Sutarman harus segera mengevaluasi kerja aparat di lapangan, apalagi insiden di Makasar menyebabkan satu korban tewas.
BACA JUGA: Bongkar Kasus Suap Ketua Dewan, KNPI Minta Bupati Kapuas Diperiksa
"Menurut informasi yang berdar, korban tewas lantaran terlindas mobil water canon. Bila informasi ini benar, berarti ada protap yang dilanggar. Masak sampai ada korban terlindah mobil water canon milik aparat. Ini sudah keterlaluan, sudah di luar kendali," katanya.
Karenanya, ia menegaskan, ini harus segera disikapi, jangan sampai masyarakat menjadi apatis terhadap polri. "Apalagi ada aksi balasan, oleh karenanya harus diantisipasi sedini mungkin," pungkasnya.
Sebelumnya Kapolri menegaskan bahwa korban bernama Muhammad Arif alias Ari (17) warga Pampang 1 itu bukan tewas karena terlindas aksi unjuk rasa anarkis Mahasiswa UMI di depan Kantor Gubernur.
"Bukan, bukan (tertabrak water cannon). Kalau itu (tertabrak) jauh," kata Sutarman usai Salat Jumat di Mabes Polri. (boy/awa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Honorer K2 Ancam Demo Besar-besaran
Redaktur : Tim Redaksi