jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisis III DPR Heru Widodo menyoroti aksi penembakan yang dilakukan oknum polisi dari Polres Maluku Tengah terhadap 18 warga di Desa Tamilou, Amahi, pasa Selasa (7/12).
Dia meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk melakukan evaluasi di institusinya terkait pendekatan humanis dan tindakan sesuai prosedur di lapangan.
BACA JUGA: Polisi Usut Dugaan Niat Jahat Korban Penembakan Exit Tol Bintaro
“Maka ini harus dievaluasi secara serius," ujar Heru Widodo, dalam keterangan kepada wartawan, Sabtu (11/12).
Heru menyesalkan insiden tersebut sebab dari 18 warga tertembak, tiga di antaranya adalah ibu-ibu. Dia pun meminta agar kejadian bisa diusut tuntas.
BACA JUGA: Yan Mandenas: Hentikan Penembakan Terhadap Warga Sipil di Papua
"Kami ingin harus ada kejelasan dan sikap keadilan. Kapolres Maluku Tengah beserta jajarannya, termasuk poldanya juga harus diperiksa sesuai ketentuan hukum serta disanksi berat," ujar Heru.
Menurut Heru, kepolisian sebagai penegak hukum memiliki prosedur dan peraturan yang dipatuhi dalam pelaksanaan hukum tersebut.
BACA JUGA: AKBP Sugeng Soal Kasus Penembakan Satpam dan Pembakaran 5 Motor Warga SAD
"Kapolri sebagai penanggung jawab semua itu harus memastikan aturan dan prosedur dilaksanakan baik oleh seluruh jajaran kepolisian,” kata dia.
Diketahui bahwa sejumlah anggota Polres Maluku Tengah masuk ke Desa Tamilou, Kecamatan Amahai. Mereka datang menggunakan dua unit kendaraan besar dan persenjataan lengkap.
Kedatangan mereka hendak melakukan penangkapan terhadap sebelas pelaku diduga terlibat penebangan tanaman dan pembakaran Kantor Desa Tamilou pada beberapa waktu lalu.
Namun, ironisnya, peristiwa tersebut malah menimbulkan 18 warga tertembak dari peluru polisi. (cuy/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Elfany Kurniawan