DPR Minta Pemerintah Tinjau Kebijakan Ekspor

Rabu, 27 Oktober 2010 – 22:11 WIB

JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR Refrizal minta pemerintah tidak buru-buru menaikan nilai ekspor yang bersumber dari bahan mentah tambang"Kebijakan tersebut pasti akan merugikan kepentingan dalam negeri karena bahan mentah tambang yang jadi andalan ekspor Indonesia masih sangat dibutuhkan oleh pengusaha di Indonesia," kata Refrizal, melalui telepon genggamnya, menyikapi keputusan pemerintah yang akan menaikan nilai ekspor Indonesia, Rabu (27/10).

Selain merugikan kepentingan pengusaha Indonesia, lanjut Refrizal, langkah optimalisasi nilai ekspor dengan cara menjual bahan mentah tambang ke luar negeri secara signifikan juga akan menguras kekayaan alam Indonesia demi kepentingan sesaat.

"Kalau pemerintah memang berkomitmen terhadap kepentingan bangsa, sebaiknya kekayaan tambang Indonesia itu diolah dulu oleh Indonesia hingga memiliki nilai keekonomian yang maksimal, setelah itu baru diekspor," pinta Refrizal, politisi PKS itu.

Permintaan yang sama juga datang dari Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Suryo Bambang Sulisto

BACA JUGA: Usulkan Bikin Badan Penanganan Bencana

Menurut Suryo, bahan baku tambang masih banyak dibutuhkan oleh para pengusaha baik yang berskala besar, maupun kecil seperti Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

"Kalau ekspor bahan tambang itu hanya untuk mengejar tambahan devisa, saya pikir kebijakan itu sama saja dengan menutup peluang pengusaha Indonesia untuk berproduksi
Untuk kebutuhan jangka pendek kedengarannya memang enak, tapi ada konsekuensi logis yang harus dipikul yakni bangrutnya industri dalam negeri yang berbasis bahan baku tambang lokal," ungkap Suryo

BACA JUGA: DPR Tunda Fit and Proper Test

Langkah tersebut memang sangat tidak logis, karena Indonesia yang punya bahan baku tambang tapi negara lain yang menikmati, imbuh Suryo Bambang Sulisto
(fas/jpnn)

BACA JUGA: DPR Evaluasi Kunker Ke LN

BACA ARTIKEL LAINNYA... Disusun Naskah Akademik Pemindahan Ibukota


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler