JAKARTA – Penyitaan puluhan senjata jenis SS1-v1 produksi PT PINDAD oleh aparat Bea dan Cukai Filipinamembuat DPR bertanya-tanyaKomisi pertahanan DPR mempertanyakan kejelasan status penjualan senjata yang semap disangka senjata Galil produksi Israel itu.
Ketua DPR RI Agung Laksono menyarankan pemerintah Indonesia agar segera melakukan upaya serius terkait terungkapnya penjualan senjata produksi BUMN itu
BACA JUGA: Agung Undang SBY, JK Pilih Bertemu HNW
“Pemerintah perlu melakukan upaya diplomasi dengan pemerintah FilipinaMenurut Agung, kejelasan status senjata itu harus diketahui
BACA JUGA: 2012, Seluruh Pulau Terdaftar di PBB
"Begitu pula soal prosesnya bisa berada disana (Filipina)Sedangkan Ketua Komisi I DPR-RI, Theo L Sambuaga justru mengecam penjualan senjata produksi BUMN yang pabriknya ada di Bandung itu
BACA JUGA: SBY Mengaku Kesulitan Pilih Menteri
Menurutnya, dalam waktu dekat ini Komisi I DPR yang membidangi masalah pertahanan akan berkoordinasi dengan Menteri Politik, Hukum, dan Keamanan Widodo AS dan Penglima TNI Jenderal Djoko Santoso“Bila ada penjualan senjata, harus terbuka kepada negaraSemuanya harus dicatat secara tepat dan benar,” ucapnya.Sama seperti BUMN PT Dirgantara Indonesia yang memproduksi pesawat terbang, kata Theo, semua ekspor harus ada proses yang dilalui“Prosedurnya harus diikuti, termasuk prosedur internasional, bila ada penjualan senjataInilah yang saya katakan akan ditanya kepada pemerintahIni harus diusut, saya menduga ini dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, bukan TNI,” cetusnya.
Sebanyak 50 unit senjata jenis SS1-VI buatan PT Pindad itu ditangkap kepolisian dan Bea Cukai Filipina pada 21 Agustus 2009 laluDiduga, senjata itu diselendupkan, namun belum ada kepastian dari pihak pemerintah Filipina maupun Indonesia, karena hingga kini masih proses penyelidikanPT Pindad mengakui senjata-senjata itu memang buatan PindadSelain itu, senjata tersebut juga dipesan secara legal.(gus/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Oentarto Akan Beber Peran Mantan Mendagri
Redaktur : Tim Redaksi