DPR Tinjau Pengungsi Erupsi Semeru, Puan Dorong Perbaikan Infrastruktur

Senin, 20 Desember 2021 – 18:02 WIB
Ketua DPR RI Puan Maharani meninjau lokasi terdampak erupsi Gunung Semeru. Foto: Humas DPR RI

jpnn.com, LUMAJANG - Ketua DPR RI Puan Maharani bersama anggotanya meninjau masyarakat terdampak erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur.

Puan mendorong agar infrastruktur yang rusak segera diperbaiki agar aktivitas masyarakat bisa cepat kembali normal.

BACA JUGA: Pimpinan DPR RI Berharap BDF Perkuat Demokrasi di Tengah Pandemi

Pada Senin (20/12), Puan mendatangi Kecamatan Pronojiwo dan Kecamatan Candipuro yang paling terdampak erupsi Semeru.

Akses dari Pronojiwo menuju Kota Lumajang terputus karena Jembatan Gladak Perak yang menjadi penghubung hancur diterpa lahar hujan dan awan panas.

BACA JUGA: Komisi VI DPR RI Minta Hentikan Politisasi Isu Impor Baja

Sementara itu, penanganan dampak erupsi Gunung Semeru lebih banyak terpusat di Kecamatan Candipuro yang sebelumnya terhubung lewat Jembatan Gladak Perak.

“Di Pronojiwo ini, saya melihat beberapa hal yang memerlukan percepatan. Salah satunya, pembangunan jembatan gantung yang menjadi akses satu-satunya ke wilayah ini,” kata Puan.

BACA JUGA: Cegah Omicron, DPR RI Tunda Perjalanan Dinas ke Luar Negeri bagi Anggota

Perempuan pertama yang menjabat ketua DPR RI ini memastikan DPR akan mengawal perbaikan infrastruktur yang rusak.

Puan berjanji mendorong pemerintah agar cepat memperbaiki Jembatan Gladak Perak yang merupakan akses penghubung Lumajang-Malang.

“Masa pemulihan juga harus mendapat perhatian besar karena di situlah masyarakat memulai transisi menuju kehidupan yang baru. Jangan sampai ada daerah yang merasa dianaktirikan dalam penanganan bencana,” tuturnya.

“Selain memberi bantuan kebutuhan warga yang terdampak, kami akan bicarakan korban erupsi dan pembangunan perbaikan infrastruktur di parlemen dan instansi terkait,” sambung Puan.

Kemudian, Puan mengunjungi pengungsian warga di SDN 02 Pronojiwo.

Di lokasi tersebut, dia mendengarkan derita dan keluhan korban erupsi Gunung Semeru.

“Saya membawa bantuan karena mendapat laporan bahwa di Pronojiwo masih kurang. Saya ingin bapak atau ibu dan anak-anak mendapat pertolongan maksimal di pengungsian,” paparnya.

Puan memberikan 1.000 paket sembako, 100 selimut, 300 mainan anak, 1.000 sarung, dan 100 mukena.

Dia juga membagikan 300 paket tas sekolah dan alat tulis untuk anak-anak.

Puan juga mendapat masukan dari warga yang meminta agar tanggul di Desa Supituran, Pronojiwo, kembali dibangun.

Sebab, tanggul itu sangat bermanfaat ketika banjir tahun lalu.

“Saya akan sampaikan ke Pak Jokowi. DPR RI terus mendorong agar negara memperhatikan kebutuhan korban. Termasuk di masa pemulihan,” ungkap Puan.

“Kita berdoa agar Insya Allah masa yang berat ini segera terlewati dengan baik dan kehidupan semua bisa kembali normal,” tambah mantan Menko PMK itu.

Puan juga meninjau dapur umum yang dibangun PMI untuk melihat pembuatan hingga pendistribusian makanan bagi para pengungsi.

Dia menekankan perlunya perhatian khusus terhadap pemenuhan gizi dan nutrisi dalam skema penanganan bencana.

“Kita perlu memiliki skema penanganan bencana yang memastikan gizi dan nutrisi sebagai komponen utama,” ujar Puan.

Cucu proklamator RI Bung Karno ini menyoroti relokasi rumah warga yang hancur disapu awan panas.

“Relokasi menjadi tantangan di setiap lokasi bencana, demikian pula dengan rehabilitasi rumah-rumah warga,” terangnya.

Puan mengajak warga untuk tinggal di tempat yang baru.

Warga yang berdialog dengan putri Presiden Ke-5 RI Megawati Soekarnoputri tersebut juga serempak menjawab ingin direlokasi di tempat baru.

“Pindah ke tempat baru supaya aman, ya. Jadi, insya Allah, saya bersama pemerintah berusaha supaya ibu-ibu dan anak-anaknya ini bisa segera pindah,” ucapnya.

Hanya, Puan berharap warga bersabar karena relokasi tidak mudah dan pasti semua pihak menginginkan lokasi terbaik.

“Relokasi yang terlalu jauh bisa menyulitkan warga mencari nafkah. Relokasi harus cepat terselesaikan. Namun, ibu-ibu sama anak-anak di sini sabar,” sebut Puan.

Ada 500 warga yang mengungsi di berbagai titik di Pronojiwo. Di SDN 2 Pronojiwo, terdapat 158 pengungsi.

Di antaranya, bayi, balita, lansia berusia 105 tahun, ODGJ, dan warga dari kelompok difabel.

Salah seorang warga yang mengungsi di SDN 02 Pronojiwo, Siti Maimunah, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Puan yang sudah mengunjungi Pronojiwo dan memberikan bantuan.

“Kami bangga dengan kekompakan semua pihak atas kepedulian terhadap korban bencana alam,” ujar Maimunah. (mrk/jpnn)


Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler