DPR Tolak Perppu, Jokowi Harus Tanggung Risiko

Jumat, 05 Desember 2014 – 21:28 WIB
DPR Tolak Perppu, Jokowi Harus Tanggung Risiko. Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini. Foto Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini mengatakan isu pemilihan kepala daerah (Pilkada) sangat berdampak kepada psikologi politik rakyat karena rakyat menjadi aktornya. Beda dengan praktik bagi-bagi jabatan di DPR.

"Praktik bagi-bagi jabatan antara Koalisi Merah Putih (KMP) dengan Koalisi Indonesia Hebat (KIH), itu masalah elit di DPR. Tapi masalah Pilkada, berdampak kepada psikologi politik rakyat," kata Titi Anggraini di press room DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (5/12).

BACA JUGA: RS Swasta Diminta Ikut Melayani Pasien BPJS

Titi menjelaskan kalau Pilkada tidak langsung sama saja dengan menarik hak-hak dan kedaulatan rakyat yang sudah diberikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) 10 tahun belakangan. "Kalau ini ditarik lagi, sulit bagi rakyat untuk percaya ke DPR," tegasnya.

Selain itu lanjut Titi, jika peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perppu) ini ditolak DPR, sekaligus itu ujian terberat bagi Ketua Umum Partai Demokrat SBY dan Presiden Joko Widodo.

BACA JUGA: Kapal Oryong Tenggelam, Tim DVI Siapkan Data Ante Mortem

"Bagi SBY terkait dengan pertanyaan efektifitas dia mengurus internal Partai Demokrat. Sedangkan untuk Jokowi, terkait langsung dengan janjinya dalam debat capres putaran pertama, yakni demokrasi tidak boleh mundur, yang diperlukan perbaikan," pungkasnya. (fas/jpnn)

BACA JUGA: Idrus Yakin Pemerintah Akui DPP Golkar Hasil Munas di Bali

BACA ARTIKEL LAINNYA... Revisi PP 56/2012 Picu Stres Massal Tenaga Honorer


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler