BACA JUGA: DKI Krisis Air Bersih
Berdasarkan data World Wildlife Fund (WWF) Indonesia, konsumsi energi listrik di Indonesia terfokus di Jawa–Bali atau sebesar 78 persen dari total keseluruhan konsumsi listrik nasional, karena 68 persen konsumennya berada di pulau Jawa-Bali
BACA JUGA: Harus Cerdas Gali Pajak Hotel dan Restoran
Konsumsi listrik sebanyak total 29.605 GWH atau 23 persen total konsumsi listrik Indonesia, terfokus di DKI Jakarta dan Tangerang.Wakil Ketua DPRD DKI Lulung Lunggana mengatakan, kebutuhan energi berupa listrik dan gas di wilayah Provinsi DKI Jakarta sangat tinggi
BACA JUGA: Ditangkap, Empat WNA dengan Paspor Palsu
’’Keberadaan BUMD energi ini untuk mengurangi ketergantungan dari sumber-sumber energi yang kini menjadi andalan Pemprov DKI Jakarta,’’ kata Lulung di DPRD DKI, Jakarta.Menurut Lulung, salah satu BUMD energi perlu dijajaki oleh Pemprov DKI yaitu pembentuk Perusahaan Gas Daerah (PGD) yang dapat menyuplai langsung kebutuhan energi gas ke konsumenDengan begitu, tarif gas bisa menjadi murah dibandingkan dengan tarif gas yang ditetapkan oleh BUMN’’Jika PGD ini bisa terwujud diharapkan dapat meningkatkan pelayanan bus Transjakarta yang berbahan bakar gasNantinya, bus Transjakarta bisa mengisi gas di stasiun pengisian bahan baker gas (SPBG) milik DKI dengan cepat dan harga murah,’’ harapnya.
Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, menyambut baik rekomendasi dewan tersebutMenurut Fauzi, Pemprov DKI sudah lama memiliki pemikiran untuk membentuk BUMD energi listrik dan gasNamun, pembentukan BUMD tersebut bukan sesuatu yang mudahSehingga tidak bisa dibentuk dengan terburu-buru, tanpa ada perencanaan matang atau melewati pengkajian yang tepat’’Kita harus pelajari betul kebutuhan energi di Jakarta pada masa sekarang dan di masa yang akan datang,’’ kata Fauzi Bowo.
Tidak hanya mempelajari kebutuhan energi, lanjutnya, tetapi juga harus melihat dan mempelajari pola suplai energi di Jawa-BaliKemudian dilakukan kajian pembentukan BUMD energiFauzi mengatakan proses pengkajian pembentukan BUMD energi sudah berjalan, namun hingga kini hasilnya belum rampungFaktor yang tengah dikaji antara lain sumber energi dan permodalan’’Apakah akan berdiri sendiri atau akan bergabung dengan pihak swasta,’’ ujar Fauzi.
Proses pengkajian dilakukan untuk melihat pemenuhan kebutuhan listrik bagi Jakarta pada 10-15 tahun ke depanTerlebih pada 2016, direncanakan subway berbasis mass rapid transit (MRT) akan beroperasi dan membutuhkan energi listrik dalam kuantitas besar’’Mungkin MRT ada baiknya memiliki power plan sendiri untuk listrikTetapi pembentukan BUMD energi ini tidak eksklusif untuk MRT saja, bisa juga sebagian digunakan untuk kepentingan transportasi publik,’’ cetusnya
Kebutuhan pasokan energi listrik untuk MRT diperkirakan 50 megavoltUntuk memenuhi kebutuhan itu, Pemprov DKI telah menandatangani nota kesepahaman dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) tahun laluPLN akan membangun beberapa gardu di sepanjang rute MRT untuk menjaga kestabilan tegangan(pes)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DKI Jakarta Surplus Sampah
Redaktur : Auri Jaya