DPRD Sumut Minta Pemerintah Pusat Jangan Tinggal Diam

Rabu, 16 Januari 2019 – 03:30 WIB
Malindo Air saat mendarat di Bandara Silangit. Foto: pojoksatu

jpnn.com, MEDAN - DPRD Sumut meminta pemerintah pusat dan provinsi tidak tinggal diam terkait penutupan rute penerbangan menuju Bandara Silangit oleh Garuda dan Malindo Air.

Sebab penutupan rute ini akan menjadi kerugian bagi Sumut terutama dari sisi untuk meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara ke destinasi pariwisata Danau Toba.

BACA JUGA: Respons Pemprovsu Soal Dua Maskapai Tutup Rute ke Silangit

“Yang jelas kejadian ini kerugian besar buat Sumut, karena Silangit itukan sudah jadi destinasi nasional. Itulah salah satu pendukung dari sisi transportasi menuju kawasan Danau Toba. Kalau itu gak ada tentu menghambat dan merugikan,” kata Anggota Komisi E DPRD Sumut, Zulfikar.

Menurutnya bukan hanya pemda yang harus berusaha mencari jalan keluar atas hal ini. Walaupun mungkin sebagai inisiator atau ujung tombak ada di pemda, pemprov dan pemerintah pusat harus turut membackup dan memerhatikan masalah tersebut.

BACA JUGA: Damri Buka Trayek Silangit ke Kawasan Wisata Danau Toba

“Sebab dia sudah jadi destinasi nasional. Pusat dan provinsi gak boleh tinggal diam. Perlu ditanyakan apa masalahnya, kenapa bisa mereka menutup penerbangan ke Silangit,” kata politisi PKS itu.

Ia menambahkan, kemungkinan masalah penutupan penerbangan menuju Silangit terkait jumlah penumpang dari kedua maskapai tersebut.

BACA JUGA: Bandara Silangit Ganti Nama, Bupati Taput Malah Bingung

“Itukan wajar sebab mereka memakai bisnis untung rugi. Kita juga tidak bisa menyalahkan mereka. Makanya upaya seperti promosi harus intensif dilakukan. Dan kami mendorong ada upaya yang mesti dilakukan pemprov dan pusat atas kejadian ini,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, maskapai Garuda Indonesia dikabarkan menutup penerbangan dari Jakarta ke Bandara Internasional Silangit di Kabupaten Tapanuli Utara ataupun sebaliknya mulai Minggu (13/1). Garuda menjadi maskapai kedua yang menutup rute ke Silangit setelah Malindo Air.

Penutupan rute Silangit-Jakarta (pulang-pergi) tersebut juga dibenarkan otoritas Bandara Silangit. Mulai Minggu kemarin, pesawat Garuda tidak lagi mendarat di Silangit sejak rute itu dibuka 2016. “Iya betul mulai hari ini,” kata M Irawan, Eksekutif General Manager Bandara Silangit.

Sempat tersiar kabar bahwa penutupan rute itu karena penurunan jumlah kunjungan ke Danau Toba. Namun hal tersebut dibantah. “Jadi ini terkait strategi bisnis mereka,” ungkapnya.

Memang hanya pesawat Garuda yang tidak lagi mendarat. Mereka menyerahkan pada Citilink dan Sriwijaya yang masih dalam satu grup.

Penumpang Silangit dalam dua tahun terakhir mengalami peningkatan. Data yang dihimpun, ada kenaikan 50 persen jumlah penumpang yang keluar masuk dari Silangit dari 2017.

Hingga saat ini, ada sejumlah maskapai yang melayani penerbangan domestik. Antara lain Srimijaya Air, Citilink, Batik Air dan Wings. Sedangkan untuk luar negeri, cuma dilayani Air Asia.

Silangit memang menjadi salah satu pintu masuk ke kawasan Danau Toba. Pemerintah juga sedang menggenjot pembangunan Bandara Sibisa di Toba Samosir. Kedua bandara ini jika rampung akan meningkatkan kunjungan wisatawan ke danau terbesar di Asia Tenggara tersebut. Baik turis domestik ataupun mancanegara. (prn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ingat, Ini Nama Baru Bandara Internasional Silangit


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler