jpnn.com, TANGERANG - DPRD Kota Tangerang menyoroti kinerja Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) dalam mengatasi tujuh titik banjir yang belum dapat ditanggulangi. Apalagi lokasi tersebut merupakan wilayah padat penduduk yang kerap didatangi luapan air yang cukup tinggi.
Ketua Komisi IV DPRD Kota Tangerang Turidi Susanto merasa heran karena masih adanya tujuh titik banjir yang belum dapat ditangani. Padahal, anggaran kegiatan kerja dalam melakukan penanganan banjir telah diberikan tiap tahun namun banjir masih belum teratasi.
BACA JUGA: Banjir Terjang Kota Padang, 2 Anak Meninggal
"Belum tahu bagaimana skema DPUPR mengatasi masalah banjir. Setiap tahun anggaran penanganan banjir sudah diberikan. Kok sampai sekarang masih ada titik banjir yang tidak dapat mereka selesaikan," kata Turudi, Senin (5/11).
Menurutnya, belum dapatnya ditangani masalah banjir ini karena DPUPR Kota Tangerang belum melakukan rekomendasi dari legislative yakni pembuatan master plan drainase dengan Sungai Cisadane dan sungai lainnya sebagai sentra penampungan atau buangan air.
BACA JUGA: Buruh Tangerang Tuntut Kenaikan Upah 25 Persen
"Ini pernah diusulkan pada 2011, tetapi mungkin tidak dilaksanakan. Di samping itu permasalahan utama lebih pada kajian kemampuan daya tampung drainase dan sungai-sungai yang tidak diperhitungkan," ujar Turidi.
Turidi juga menyatakan Pemkot Tangerang belum melakukan upaya rehabilitasi dan revitalisasi saluran air dan sungai-sungai. Di antaranya, pengerukan dan pengembalian luas atas saluran drainase dan sungai-sungai yang telah dangkal, tersumbat dan menyempit serta melakukan pembebasan lahan bantaran sungai dari penghuni liar. Karena itu, DPRD melalui Badan Anggaran (Banggar) sedang mempertimbangkan pemberian dana ke DPUTR tersebut. Khusunya anggaran pengendalian banjir, baik itu pembangunan drainase dan normalisasi sungai atau setu.
BACA JUGA: Air Kampung Picung Tercemar Kimia
Plt Sekdis PUTR Kota Tangerang, Decky P Koesrindartono menuturkan, jika jajarannya telah berusaha keras menangani banjir di pemukiman warga. Akan tetapi, kendalanya adalah pihaknya terbentur dengan anggaran pembebasan lahan sungai dan kali yang telah berubah fungsi sebagai pemukiman.
"Justru dengan kami bekerja titik banjir telah berkurang banyak. Untuk penataan aliran sungai atau kali butuh dana besar. Kemungkinan kami akan bicarakan dengan BBWSCC agar 7 titik ini dapat ditanggulangi," tuturnya.
Dari pendataan DPUTR Kota Tangerang terdapat tutuh titik banjir yang belum mampu ditangani dengan baik. Di antaranya, Perumahan Total Persada, Kelurahan Panunggangan Barat, Kelurahan Sukajadi, Kecamatan Karang Tengah, Perumahan Ciledug Indah, Perumahan Taman Elang Priuk, dan Kelurahan Petir. Adapun ketinggian banjir di lokasi tersebut dapat mencapai 5 sampai 6 meter. Terjadinya banjir karena ada penyempitan aliran Sungai Cisadane, Cirarap, dan Angke, serta Kali Ledug.
Decky juga menyatakan selain berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) dalam mengatasi banjir, DPUTR juga telah mengajak masyarakat untuk ikut menjaga lingkungan dari pembuangan sampah. Dirinya yakin dengan cara seperti itu masalah banjir di 7 titik tersebut dapat ditanggulangi secara perlahan.(cok)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cegah Banjir dengan Pengerukan
Redaktur & Reporter : Adil