SENGKANG- DPRD Wajo akan membahas permintaan jaminan bebas intervensi dari PT Energy Equity Epic Sengkang (PT EEES)Pasalnya, untuk beroperasi kembali setelah dua hari terakhir terhenti, produsen gas itu harus mengantongi surat jaminan tertulis dari Pemkab Wajo
BACA JUGA: MOJOKERTO : Bocah Cabul Dituntut 12 Bulan
Operasi yang terhenti meengakibatkan pemadaman bergilir di wilayah Wajo dan sekitarnya.Wakil Ketua DPRD Wajo Rahman Rahim saat dikonfirmasi Fajar mengaku, secepatnya akan membahas persoalan pendudukan mahasiswa dan warga di lokasi industri PT EEES serta imbas berkurangnya pasokan listrik yang terjadi hampir semua wilayah Sulselbar
"Kita akan rapatkan di jajaran pimpinan terkait persoalan yang terjadi dan solusi terbaik yang bisa mencairkan persoalan
BACA JUGA: Pemadaman Masih Tetap Berlangsung
Apalagi, masalah ini bukan masalah Wajo saja karena dampaknya dirasakan oleh masyarakat di luar Wajo," terang Rahman Rahim, Senin 3 MeiSementara Anggota Komisi Satu DPRD Wajo, Akhzar mengatakan, pemadaman yang dilakukan tidak terlalu signifikan dirasakan oleh masyarakat karena sifatnya bergilir
BACA JUGA: Gubernur Mediasi Sengketa Gas Sengkang
Adapun pemadaman yang terjadi hanyalahakal-akalan Pihak PT EEES agar masyarakat Wajo goyah menuntut royaltiPolitisi Partai Persatuan Daerah (PPD) sangat mendukung gerakan yang dilakukan oleh warga Wajo untuk menuntut apa yang menjadi haknya.
"Sekarang kita masih menunggu hasil pertemuan 6 Mei mendatangJawaban inilah yang akan menetukan, apakah PT Equity bersedia menerima tuntutan warga ataukah ada opsi yang lain yang ditawarkanIni juga akan sangat menetukan situasai di Wajo jika harapan masyakat diabaikan," ungkap mantan kepala desa itu.
Sementara Bupati Wajo, Andi Burhanuddin Unru menegaskan, enggan memberikan jaminan tertulis kepada PT EEES terkait jaminan keamanan dan intervensi dari pihak manapunNamun, bupati yang akrab disapa
Andi Bur menjamin situasi di lokasi industri gas itu terkendaliApalagi, aparat kepolisian siap siaga di lokasi tersebut.
"Justru saya yang turun tangan mencairkan suasana pada puncak aksi (Sabtu, 1 Mei) laluSeandainya saya tidak turun tangan, massa bisa mengamukJadi Pemkab Wajo juga tidak menginginkan masyarakat Wajo melakukan pengrusakan atau anarkis karena itu aset negaraSatu pasti, royalty untuk daerah penghasil tidak bisa ditawar-tawar," tegasnya(slm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengusaha Sawit Diculik, Minta Tebusan Rp 1 Miliar
Redaktur : Auri Jaya