dr Phaidon L Toruan, Tingkatkan Nutrisi Siswa IFA dengan Menu Tradisional

Yakin Kalahkan Stamina Pemain Timnas

Rabu, 05 Mei 2010 – 08:33 WIB
Dokter Gizi Indonesi Football Academy, Phaidon L Toruan. FOTO: HENDRA EKA/JAWA POS
MULAI bulan depan, PSSI menggodok 40 pemain berusia 13-14 tahun yang disaring dari seluruh penjuru tanah airMereka dididik untuk menjadi pemain berstandar internasional di Indonesia Football Academy (IFA)

BACA JUGA: Perampokan Berdarah di Cirebon, Gaji Guru Satu Kecamatan Amblas

Dokter Phaidon L
Toruan diserahi tugas sebagai nutrition manager

BACA JUGA: The Professor, Band Para Guru Besar Universitas Indonesia

Apa yang akan dia lakukan?

M
ALI MAHRUS, Jakarta

USIA belum genap 14 tahun, tapi lima remaja berseragam merah putih itu rata-rata bertinggi badan 170 cm

BACA JUGA: Jika Rambutnya Dipotong, Dia Kesurupan

Potongan rambut mereka trendiMereka adalah wakil calon siswa IFA yang diperkenalkan oleh pengurus PSSI dalam jumpa pers di rumah makan kawasan Menteng pada 15 April lalu

IFA secara resmi akan di-launching akhir Juni nantiSemua siswanya rata-rata bertinggi badan 170 cmSetelah diperkenalkan di hadapan media, anak-anak tersebut menuju meja makan di samping ruang utama.

Menu yang tersedia di meja panjang bertaplak putih tersebut bervariasiTapi, umumnya berupa makanan yang jarang ditemui di restoranMisalnya, nasi beras merah, singkong, ubi, dan kentang rebusAda juga sayur-sayuran segar, aneka buah, dan beragam masakan ikan laut

Selain menu tradisional itu, terdapat berbagai masakan semacam sandwich, pasta, dan lainnyaSatu per satu anak-anak tersebut merasakan menu yang tersedia
Jenis makanan seperti itu bakal jadi menu sehari-hari pemain IFA yang bermarkas di Sawangan, BogorNutrition Manager IFA dr Phaidon LToruan sudah menyusun menu lengkap untuk diberikan kepada pemain-pemain muda tersebut.

"Pasokan nutrisi untuk mereka memang mendapatkan perhatian lebihTujuannya, mereka punya stamina layaknya pemain Eropa," kata dr Fai --panggilan akrab Phaidon LToruan.

Meski begitu, dokter bertubuh atletis tersebut sama sekali tidak menyontek menu makanan yang dikonsumsi pemain-pemain Benua Biru tersebutMenu wajib mereka justru makanan tradisional dari negeri sendiri

Misalnya, untuk memenuhi karbohidrat, dokter yang juga magister manajemen dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu akan memberikan beras merah, ubi, singkong, jagung, dan kacang hijauTidak ada nasi putihGula pasir yang selama ini masih harus diimpor Indonesia diganti dengan gula merah, yang kalorinya lebih bagus

"Tentu penyajiannya harus benar," ungkapnyaUntuk kebutuhan vitamin, mineral, protein, dan lainnya, dr Fai sudah membuat daftar-daftar makanan alam, yang semua stoknya melimpah di Indonesia

Dokter yang pernah menjabat corporate fitness training di beberapa perusahaan papan atas tanah air tersebut mengungkapkan, singkong, misalnya, menghasilkan energi yang lebih tinggi daripada padi dan jagung"Itulah kenapa para petani zaman dulu kuat mencangkul seharian meski hanya sarapan sepotong singkong," katanya"Sedangkan nilai energi beras merah lebih tinggi jika dibandingkan dengan beras putih (353:349 kalori)Selain itu, proteinnya lebih kaya (8,2:6,8 gram)," lanjut lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran pada 2000 tersebut.

Mengemban misi memperbaiki stamina pemain, dr Fai akan mengajak semua klub sepak bola di tanah air untuk kembali ke alamDia bersama PSSI berencana menyosialisasikan kurikulum nutrisi yang diterapkan di IFA ke seluruh klub sepak bola di Indonesia

"Dengan begitu, efek dominonya sangat besar," katanya"Hitung sendiri, ada berapa ratus klub sepak bola di tanah airJika kurikulum nutrisi di IFA diterapkan oleh klub-klub, tentu permintaan kebutuhan beras merah, singkong, ubi, kentang, ikan, dan lainnya meningkatDunia pertanian dan perikanan juga akan menggeliatJadi, bukan hanya prestasi olahraga yang didapatItulah cita-cita besar saya," papar pria kelahiran 7 November 1973 tersebut.

Suami drg Renta Frianty itu berani bertaruh dengan kredibilitasnyaMenurut dia, dengan rumus nutrisi yang diterapkannya, dalam tiga tahun stamina siswa IFA mampu mengalahkan timnas yang dikelola seperti sekarang.

Keyakinan dr Fai tersebut beralasanSebab, sebelum bergabung dengan Badan Tim Nasional (BTN) dan IFA, dia berhasil mengantar beberapa atlet Indonesia berprestasi di ajang internasionalAntara lain, Eko Yuli Irawan dan Triyatno yang meraih medali perunggu di Olimpiade Beijing 2008 dan Lisa Rumbewas yang mendapatkan medali perak dalam Olimpiade 2004Pada akhir "90-an, dr Fai beberapa kali membantu Ade Rai memenangi kejuaraan binaraga di berbagai even internasional.

Dokter yang sudah merampungkan tiga buku itu memang concern pada urusan stamina atletSebab, dari tahun ke tahun prestasi olahraga Indonesia, apalagi sepak bola, meredupSalah satu kelemahannya adalah stamina atlet yang tidak bagus

Mengapa? "Nutrisi yang mereka konsumsi tidak mendukungStamina adalah fondasi seorang atletJika hal itu baik, yang lain-lain bisa dibikin baik," ucap dr Fai yang kini dipercaya sebagai direktur Sport Science BTN.

Dengan perbaikan nutrisi, diharapkan IFA mampu memasok pemain-pemain nasional masa depanPara siswa akan digembleng di kampus itu selama tiga tahunSemua biaya hidup dan pendidikan siswa ditanggung PSSI.

Untuk menciptakan persaingan yang sehat, tiga bulan sekali dilakukan evaluasiSiswa yang tidak memenuhi standar "dalam olah bola, stamina, maupun kecerdasan" didegradasi dan digantikan oleh bibit-bibit muda lain melalui seleksi ketat.

Menunggu semua fasilitas di Sawangan rampung dibangun, untuk sementara para pemain ditempa di Kuningan, JakartaSaat ini masih ada 20 pemain hasil penjaringan di wilayah JabodetabekMereka berlatih sekali sehari di bawah asuhan pelatih kepala Kevin Kent yang pernah menangani Akademi Manchester UnitedSetelah berlatih sore, mereka kembali ke rumah masing-masing.   

Nanti, setelah resmi dibuka, akademi itu menampung sekitar 40 siswa yang ditangani dua pelatihSelain Kevin, ada Rasiman, mantan pelatih timnas U-16(*/c11/cfu)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Purwo Ardoko, Alumnus ITS, Arsitek Penjara Modern di Indonesia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler