Dua Bulan Anak Dicabuli Pengasuhnya Sendiri

Minggu, 15 Juli 2018 – 02:47 WIB
Ilustrasi borgol. Foto: AFP

jpnn.com, SURABAYA - Pria beristri, Sukisno nekat mencabuli seorang gadis yang masih berusia 7 tahun di kawasan Darmorejo, Wonokromo, Surabaya selama dua bulan.

Padahal, anak tersebut dititipkan orang tuanya untuk dirawat Sukisno dan istrinya.

BACA JUGA: Farman Divonis 15 Tahun, Rasain! Rasain!

Itu adalah pengungkapan kasus pencabulan ketiga sepanjang Juli ini. Sebelumnya, ada Arfan Jaufar yang melakukan pencabulan di Sambikerep dan Muiz, guru bimbel yang mencabuli peserta didiknya.

Korban berinisial U itu sejatinya merupakan anak yang diasuh istri Sukisno. Dia dititipkan kepada istri Sukisno lantaran ibu korban, ANI, sibuk bekerja.

BACA JUGA: Cabuli Anak Tiri Lantaran tak Dapat Jatah dari Istri

Ibu korban sangat memercayai tersangka. Sebab, mereka sudah bertetangga di sebuah kompleks kos di kawasan Darmorejo.

''Tetangga kos bersebelahan kamarnya,'' jelas Kanit PPA Satreskrim Polrestabes Surabaya AKP Ruth Yeni.

BACA JUGA: Perbuatan Bejat Ayah Terungkap Setelah Anak Lapor Ibunya

ANI melaporkan kasus tersebut pada 21 Juni lalu. Dia baru mengetahui anaknya menjadi korban kebejatan Sukisno saat U mengeluh sakit ketika buang air kecil.

Setelah mendapat laporan, polisi meminta U menjalani visum. Hasil pengecekan tersebut menjadi bukti kuat bagi petugas.

Sebab, ditemukan sejumlah luka di alat kelamin korban. Sukisno baru ditangkap petugas pada 12 Juli lalu.

Aksi bejat tersangka berlangsung selama dua bulan. Sejak pertengahan April hingga 12 Juni lalu. Pria 50 tahun itu mengaku khilaf. Dia mengaku kesengsem pada perilaku lucu U.

Awalnya, Sukisno tak mau mengakui perbuatannya. Dia menyatakan hanya membersihkan alat kelamin korban seusai buang air kecil.

Namun, setelah Ruth mendesaknya, Sukisno baru mengaku. Ternyata, di dalam kamar mandi itulah pelaku beraksi.

''Berulang-ulang. Saya sampai nggak bisa nyebut berapa kali,'' kata polisi asal Banyuwangi itu.

Ruth yang geram kepada tersangka lantas bertanya hal lain. ''Mana jarimu yang masuk itu?'' ujarnya.

Sukisno lantas sedikit membuka jarinya yang terus menutupi wajahnya. Dia berusaha menunjukkan jari tengahnya.

''Ini, Bu. Yang kiri,'' ucapnya.

Sukisno tak punya jam tertentu saat beraksi. Namun, yang pasti, dia beraksi saat istrinya keluar kamar.

Entah saat berbelanja ke pasar atau mengobrol dengan tetangga. Ruth menyebutkan, tersangka tidak hanya memasukkan jarinya, tetapi juga menciuminya.

''Iku lak mbok anggep putumu seh. Kok tego awakmu?'' ujar Ruth geram.

Polisi dengan tiga balok di pundak itu menyatakan, selama ini pelaku kejahatan seksual memang orang dekat.

Pola itulah yang mendominasi kasus pencabulan terhadap anak di Polrestabes Surabaya. Namun, baru dua kali ini Ruth menemukan pengasuh yang mencabuli anak asuhnya.

Dia mengungkapkan, para pengasuh hampir punya otoritas yang sama dengan orang tua kandung.

Bahkan, jika para orang tua telanjur larut dalam kesibukan, daya pengaruh para pengasuh anak justru lebih besar. ''Karena lebih intens bertemunya,'' paparnya.

Ruth mengungkapkan, banyak nilai dan norma yang terbentuk melalui pola komunikasi para pengasuh kepada anak.

Karena itu, dia mengirim ANI dan U ke Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) RS Bhayangkara Polda Jatim untuk menjalani asesmen.

Para psikolog dan psikiater perlu mengetahui tingkat trauma dan nilai apa saja yang terbentuk selama pengasuhan.

Dengan demikian, bisa dilakukan langkah antisipatif kepada korban. Termasuk penanganan trauma dan perbaikan mental anak.

''Ini masih kami cek. Konselingnya masih berjalan. Nanti ada juga yang berkala,'' katanya.

Kejadian tersebut merupakan kasus kedua yang melibatkan pengasuh anak.

Sebelum Sukisno dicokok polisi, ada Arfan Jaufar yang mencabuli seorang gadis cilik di kawasan Sambikerep. Dia ditangkap pada 5 Juli lalu. (mir/c5/ano/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Oknum Guru Diduga Cabuli 13 Siswa, KPAI: Jangan Hakimi SRA


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler