jpnn.com, KABUL - Gelombang pembunuhan di Afghanistan makin brutal sementara perwakilan pemerintah dan Taliban menggelar pembicaraan damai di Qatar. Kemarin, Minggu (17/1), polisi melaporkan bahwa dua hakim perempuan Mahkamah Agung Afghanistan tewas ditembak di Kabul.
Kedua hakim, yang belum disebutkan namanya, tewas di dalam mobil mereka dalam serangan sekitar pukul 08.30. Pihak kepolisian memastikan bahwa kasus tersebut sedang diselidiki.
BACA JUGA: Pak JK Diminta Mempertemukan Ulama Afghanistan dengan Kelompok Taliban
Semetara itu, seorang juru bicara Taliban mengatakan para pejuangnya tidak terlibat.
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengeluarkan pernyataan yang mengutuk serangan terhadap warga sipil oleh Taliban dan kelompok militan lainnya.
BACA JUGA: Pak JK Siap Membantu Perdamaian Afghanistan dengan Kelompok Taliban
Ghani mengatakan teror, horor, dan kejahatan bukanlah solusi untuk masalah Afghanistan dan memohon kepada Taliban untuk menerima gencatan senjata permanen.
Pejabat pemerintah, jurnalis, dan aktivis telah menjadi sasaran dalam beberapa bulan terakhir, memicu ketakutan terutama di ibu kota Kabul.
BACA JUGA: Diserang soal Muslim Uighur, Tiongkok Ungkit Dosa Tentara Australia di Afghanistan
Taliban membantah terlibat dalam beberapa serangan itu, tetapi mengatakan para pejuangnya akan terus melenyapkan tokoh-tokoh penting pemerintah, meskipun bukan wartawan atau anggota masyarakat sipil.
Meningkatnya kekerasan telah memperumit pembicaraan damai yang ditengahi AS yang terjadi di Doha ketika Washington menarik pasukan.
Sumber di kedua belah pihak mengatakan negosiasi hanya mungkin membuat kemajuan substantif setelah Presiden terpilih AS Joe Biden menjabat dan mengumumkan kebijakan terkait Afghanistan. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil