Dua Jam, Safirah Dioperasi

Balita dengan Puluhan Paku di Tubuhnya

Kamis, 03 November 2011 – 09:22 WIB

PAREPARE--Di balik penyakit yang menderanya, Safirah boleh berbahagiaPasalnya, banyak yang perduli padanya

BACA JUGA: Puting Beliung Hantam Ratusan Rumah

Pasca operasi pengangkatan paku dari kedua betisnya, Safirah disambangi 41 anak yatim piatu yang mendoakan kesembuhannya.

Pasca operasi sekira dua jam lamanya, petugas rumah sakit membawa Safirah ke ruang intensive care unit (ICU) atau Unit Rawat Intensif
Tidak berselang lama, Safirah yang terbaring di ranjang keenam ICU mendapat kunjungan 41 anak yatim piatu dipimpin ustaz M Nadjib Laady

BACA JUGA: Infrastruktur Pertanian di Papua Barat Perlu Perhatian

Mereka membacakan tiga surah yang berhubungan dengan penyakit karena perbuatan syaitan atau manusia.

“Sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah, maka membaca tiga surah yakni surah al Falaq, surah An Nash dan Ayatul Qursy
Namun selain doa kami tetap meminta keluarganya agar menjauhi musrik dan memperbaiki hubungannya dengan Allah Swt dan sesama manusia,” beber Nadjib.

Adapun 41 anak yatim yang dilibatkan dipilih mereka yang berusia di bawah sepuluh tahun

BACA JUGA: PON Riau, Pertama Berstandart Internasional

Alasannya, pada usia tersebut mereka belum diketegorikan berdosa atau istilahnya masih suciDan kenapa anak yatim" Nadjib menjelaskan bahwa dalam Islam dipercaya bahwa kekuatan doa anak yatim sangat besar  untuk diijabah.

Sarifah Hamsiah, ibunda Safirah,  ketika melihat betapa banyak yang mendoakan kesembuhan anaknya terlihat begitu terharuKetegaran yang selama ini dipertontonkan di depan oarng-orang di sekitarnya luluh saat itu jugaUntuk kali pertama, sejak kejadian Safirah terkuak di media, ia meneteskan air mataDirinya tidak pernah menyangka, di tengah kesendirianya merawat Safirah, ada banyak orang yang masih perduli pada nasibnya dan Safirah.

Hamsiah berharap, doa dan perawatan medis rumah sakit serta semua yang berdoa untuk Safirah, anak semata wayangnya kembali sehat dan tidak ada kejadian aneh lagiMeski tidak tahu apa yang menimpa putrinya, ia tetap manaruh harapan agar kejadian yang sama tidak terulang lagi.

“Cukup satu kali ini saja, semoga selanjutnya tidak ada kejadian aneh lagiMeskipun pengobatan Safirah ini gratis namun tetap saja saya orang tidak punyaPekerjaan pun tidak adaSemenjak masih kanak-kanak saya hanya menggantungkan hidup pada  ayah saya yang pedagang obat keliling di pasar,” tuturnya sembari menyeka air matanya.

Inilah alasan mengapa Hamsiah memilih tidak menghubungi ayahnya (kakek Safirah) di Kabupaten SoppengIa tidak mau menambah beban ayahnya yang pastinya akan meninggalkan usahanya dan ke Parepare menjenguk cucunya

“Kalau ayah saya kesini tentu manambah ongkos lagiLagian saya juga tidak tahu bagaimana cara menghubunginya karena kami berdua tidak punya handphone,” katanya.

Sementara kondisi Safirah sendiri sejak keluar dari ruang operasi,  sempat mendapat bantuan pernapasan melalui tabung oksigen yang kira-kira tingginya sekira 150 cmAda juga kateter tempat ia buang air kecil  serta selang infus untuk opnameHebatnya, tidak ada yang berubah dari Safirah.

Setelah kesadaranya  pulih secara berangsur-angsur, Safirah hanya memandang sekitarnyaTidak sekalipun ia mengeluarkan suara rengekan atau tangis kesakitanHanya sedikit manja,  ia meminta ibunya menggendongnyaNamun setelah diberi pengertian bahwa ia belum bisa digendong, bocah ini kembali bungkam dan tidur lagi.

Rabu, 2 Oktober pukul 10.30 Wita ketika FAJAR (Group JPNN) kembali menjenguk kondisinya, Safirah yang menggunakan sarung berwarna hijau kombinasi merah tampak tertidur pulasBerbagai alat medis yang terpasang di tubuhnya tidak diperdulikannyaPolos dan tenang, begitulah yang tergambar dari mimik wajahnya. 

Menurut dokter Muslimin Ali yang mengobservasi kondisinya, Safirah kini dalam keadaan stabilTanda-tanda vital normal dan sudah melewati masa kritis“Dari pantauan  suhu tubuh, tensi, nadi, dan pernapasannya, semua baikMeski agak panas tapi masih terbilang normalBesok kemungkinannya sudah masuk kamar inap lagi,” tutur muslimin.

Terpisah, tim dokter yang menangani operasi Safirah yang diwakili dokter  Nurdin Samad selaku ketua tim,  dan Kamaruddin Said spesialis bedah masih heran atas kejadian aneh yang menimpah bocah tiga tahun itu.

Sekalipun secara medis dipercaya paku-pakuan tersebut benda asing yang dimasukkan, tetapi mereka masih mempertanyakan proses masuknya yang bisa dibilang tidak dijangkau nalar dan logika

“Logikanya, benda dimasukkan dari luarTetapi tidak mungkin juga karena jika itu terjadi maka pasti si anak ini kesakitan kecuali kalau dibius,” ungkap Nurdin, dokter spesialis penyakit dalam ini.

Sedangkan mengenai kondisi Safirah pasca operasi, Nurdin meyakinkan semuanya terkendaliHanya saja perlu dijaga dan disterilkanIa juga menambahkan semua pembiayaan Safirah ditanggung Pemerintah Kota ParepareBahkan, kata dia, provinsi pun bersedia mambantu pembiayaannya

Nurdin menambahkan bahwa pengobatan medis seperti yang telah dilakukan timnya ada baiknya juga dikombinasikan dengan pengobatan sesuai syariat agamaMengingat kejadiannya begitu aneh dan langkaAsalkan, kata dia, sesuai prosedur masuk agar pasien tetap sterilUntuk mencegah Safirah terinfeksi.

Hal senada diungkap Kamaruddin SaidPertama kali katemu Safirah di tempat praktik di bawah pihak rumah sakit dan dokter puskesmas yang mengetahuinya dari mediaKamaruddin belum yakin dengan penuturan Hamsiah yang menyatakan ada benda seperti paku.

Menelusuri proses terjadinya, lanjut Kamaruddin,  ibunya tidak pernah mengaku ada kekerasan atau kesengajaanBahkan ibunya bersikeras mengatakan Safirah sejak bayi  terus bersamanya dan tidak pernah terjadi apa-apaKecuali saat keluarnya paku enam bulan lalu.

“Informasi awal kami menduga kelainan pertumbuhanMakanya kami awalnya mengambil langkah biopsy atau  pengangkatan jaringan  berupa sampel barang satu atau dua untuk dianalisaTapi saat dioperasi ditemukan logam yang rupanya harus diangkat semuanya,” ujarnya.

Melihat hasilnya, lanjutnya, jelas benda asing yang berasal dari luar tubuh, terutama setelah ditemukannya jarum suntik  yang memang, kata Kamaruddin, sering ia gunakan

“Mengenai mekanisme masuknya, inilah yan perlu dicari tahuApakah kekerasan, kesengajaan, atau apalah itu karena dari sisi medis barang ini dari luarBahkan benda seperti ini sebagai papporo,” terangnya.

“Masuknya sangat  membingungkanBetis kanan hampir tidak tampak adanya luka dan mulus.  Betis kiri sekalipun ada bisul dan bekas korengan namun tidak jelas lagiKecuali satu bisul di kakinya yang telah  membentuk trek atau saluran dimana ini bersarang,” ungkapnya sambil memperlihatkan paku terbesar.

Saat ini, menurut Kamaruddin, masih ada satu paku lagi yang belum dikeluarkanKelihatanya  seperti dalam perut bagian bawah tapi setelah tim radiologi mengambil foto samping,  ternyata letaknya di punggungSebagai kesimpulan sementara letaknya di luar rongga perut dan berada di daerah tulang belakang

“Rencananya tim radiologi akan mengambil tambahan foto dan membuat market untuk menentukan lokasi tepatnya setelah  pasien agak baikanMungkin sekira dua tiga hari ke depan,” katanya(*/ars)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sumur Semburkan Lumpur, Warga Khawatir


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler