Puting Beliung Hantam Ratusan Rumah

Kamis, 03 November 2011 – 09:07 WIB

GAMBUT--Sabariah, 80, warga Desa Malintang Baru RT 3 Kecamatan Gambut hanya bisa terduduk di teras rumahnya.  Sambil menatap puing-puing rumah tetangga yang rata dengan tanah, nenek satu orang cucu ini menceritakan musibah bencana puting beliung yang sempat membuatnya merinding ketakutan.

Saat ditemui Radar Banjarmasin (Group JPNN), Rabu (2/11) Sabariah mengatakan sapuan puting  beliung yang terjadi Sabtu (29/10) sekira pukul 16.30 Wita berlangsung singkatHujan deras disertai angin kencang sempat terjadi sebelum puting beliung meluluh-lantakkan bangunan rumah tetangganya.

Beruntung rumah panggung Sabariah tak ikut menjadi korban lantaran sempat terhalang rumah milik tetangganya, Sidik yang sudah rata dengan tanah.  Namun demikian, Sabariah sempat merasakan mencekamnya suasana detik-detik sesaat puting beliung menerjang.

“Rumah saya ini berayun, semua atapnya berisik sekali seperti mau roboh.  Bulu kuduk saya juga ikut merinding, saat itu saya hanya bisa berzikir,” ujarnya.

Kejadian itu berlangsung singkat, berkisar antara dua hingga enam menit saja.  Namun menurutnya, itu pun sudah cukup membuatnya ketakutan bahkan dia sempat terdiam lama memeluk erat sang cucu yang tergantung di ayunan.  Suara keras ambruknya rumah tetangganya pun sempat membuatnya hanya bisa pasrah.

“Tidak tahu lagi saat itu harus berbuat apa.  Yang saya pikirkan cucu saya, kalau tidak ada rumah tetangga, mungkin rumah saya yang akan hancur,” katanya.

Nuansa mencekam juga sempat dirasakan Rudi, 38, saat puting beliung terjadi, kedua putrinya Siti Alaisa, 10 bulan, dan Jamilah, 9, menangis histeris.  “Anak saya menangis terus, karena rumah bergoyang lama sekali.  Setelah setengah jam hujan deras itu, angin puting beliung itu datang,” ujarnya.

Beruntung angin kencang itu tak sempat membuat rumahnya ambruk seperti yang dialami Sidik tetangga Sabariah.  “Setelah reda, saya cek ada lima atap seng rumah saya yang lepas.  Saya sempat bingung mencari atap seng, ternyata ada dibelakang rumah sekitar 50 meter,” katanya.

Sebelumnya, Camat Gambut, Abdul Razak menyatakan, daerahnya kerap terkena musibah puting beliung.  Kejadian Sabtu lalu katanya, sedikitnya ada 100 rumah warga yang rusak

BACA JUGA: Infrastruktur Pertanian di Papua Barat Perlu Perhatian

Sebanyak 46 rumah di Desa Malintang, 39 rumah di Desa Tambak Sirang Barat, 3 rumah di Desa Tambak Sirang Laut, 6 rumah di Desa Malintang Baru, 4 rumah di Desa Guntung Papuyu, dan 2 rumah di Desa Tambak Sirang Baru.

Dari seratus unit rumah yang rusak, lima diantaranya tergolong rusak berat dan tidak bisa didiami.  Sebagian korban yang belum memperbaiki rumahnya terpaksa mengungsi ke rumah tetangga.  Sedangkan sisanya 13 rumah rusak sedang  dan 82 rumah rusak ringan.

Bantuan pemerintah daerah sendiri baru tiba pada Selasa (1/11).  Bantuan diserahkan langsung Bupati Banjar Pangeran Khairul Saleh kepada para korban.  Dalam keterangannya, Raja Muda Kesultanan Banjar ini mengaku turut berduka dan prihatin atas musibah yang menimpa warga Gambut.

“Kita bersyukur sampai detik ini masih bisa bekerja, berdoa , berharap kepada Allah SWT.  Manusia di berbagai belahan bumi lainnya saat ini juga ada yang terkena musibah
Bila kita bersyukur, Insya Allah harta atau rumah kita dikembalikan lagi oleh Allah.   Bila tidak melalui kita, lewat anak, istri, atau menantu kita,” ujarnya memberi motivasi para korban.

Orang nomor satu di Kabupaten Banjar ini juga menghimbau, perusahaan-perusahaan yang beroperasi di wilayah Kabupaten Banjar bisa tergerak membantu meringankan penderitaan warganya. 

Pantauan Radar Banjarmasin kemarin, sebagian besar rumah korban puting beliung di Gambut berada di daerah hamparan sawah yang minim vegetasi tumbuhan.  Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Banjar, Ir HM Farid Soufian MM kepada Radar Banjarmasin sore kemarin mengimbau warga untuk menanam pohon yang sesuai dengan kondisi geografis wilayahnya. 

Tujuannya kata dia, untuk menghambat kemungkinan potensi angin puting beliung di kawasan tersebut, sekaligus meminimalisir kerugian yang terjadi.  “Kebanyakan puting beliung ini terjadi memang di daerah hamparan yang tidak ada vegetasi pohonnya.  Jadi untuk menghindari itu, sebaiknya warga juga mulai sekarang menanam pohon yang sesuai dengan kondisi tanahnya seperti pohon kelapa yang lebih tahan tiupan angin,” pungkasnya.  (bem)

BACA JUGA: PON Riau, Pertama Berstandart Internasional

BACA JUGA: Sumur Semburkan Lumpur, Warga Khawatir

BACA ARTIKEL LAINNYA... PSK Terancam Denda Puluhan Juta


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler