Dua Kali Sukhoi ‘Menari’, Begini Kondisi Ambalat

Rabu, 11 Februari 2015 – 01:25 WIB
Pesawat Sukhoi. FOTO: THOMAS KUKUH/jpnn

jpnn.com - TARAKAN – Operasi Udara Perisai Sakti 2015 yang dilakukan Skadron XI Pangkalan TNI AU (Lanud) Sultan Hasanuddin dengan mengerahkan 4 pesawat Sukhoi belum menemukan hasil. Seperti pemberitaan sebelumnya, 4 jet tempur buatan Rusia ini mendarat di Bandar Udara (Bandara) Juwata Tarakan pada Senin (9/2) lalu dalam rangka latihan gabungan (latgab) TNI AU dan TNI AL sekaligus patroli perbatasan di utara Indonesia. 

Komandan Skadron XI Lanud Sultan Hasanuddin, Letkol Pnb David Yohan Tamboto mengatakan, dirinya bersama penerbang lainnya melakukan patroli di perbatasan pada penerbangan pertama yang dilakukan sekitar pukul 07.45 Wita.

BACA JUGA: Mahasiswi UIN Nekat Setengah Telanjang di Facebook, Begini Akibatnya

“Saya terbang sendiri dulu pada pagi ke arah Ambalat (ambang batas laut), kami ketemu dengan KRI yang juga melakukan pengamanan di sekitar Ambalat. Kami koordinasi dan pihak mereka juga menyampaikan bahwa tidak ada masalah di perairan,” kata David, kemarin (10/2).

Dalam patroli tersebut, David dan kawan-kawan juga melakukan koordinasi dengan Satuan Radar (Satrad) 225 TNI AU Tarakan guna mendapatkan laporan terkait monitoring yang dilakukan jika terjadi pelanggaran udara yang dilakukan negara asing di wilayah Indonesia. Begitu juga yang terjadi pada penerbangan kloter dua sekitar pukul 11.00 Wita. Hasilnya, tidak ada satu pun pelanggaran yang terjadi.

BACA JUGA: Kapolda Ledakkan Kapal Vietnam

“Kalau Operasi Perisai Sakti ini khusus untuk perairan Ambalat, karena merupakan perbatasan ada yang masih konflik dengan negara tetangga. Intinya, setiap wahana asing yang masuk di wilayah NKRI kita akan kami tindaki sesuai dengan prosedur. Kalau dari Satrad ada menyatakan pesawat asing dan ditunjukan lokasinya kami akan mengarah ke sana,” jelas David.

“Dan apabila ketemu, kami akan mengidentifikasi pesawat asing itu tadi. Kami akan menyuruh untuk paksa mendarat dan jika melakukan perlawanan dan ada perintah dari atasan tembak, kami akan tembak!” tambahnya.

BACA JUGA: Kuningan Godok Perda Batu Akik

Tindakan ini, kata David, dilakukan apabila pesawat asing tersebut menunjukan kegiatan yang mengancam keamanan NKRI atau tidak menggubris tetap masuk ke wilayah NKRI.

“Maka, saat itu juga ada perintah komando atas untuk menembak, jelas kami akan menembak intinya itu ada prosedur dan tahap-tahapnya,” tuntas David. (*/win/izo)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Beraksi Pinjam Motor Tetangga, Si Raja Tega Ditembak di Kaki


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler