Dua Pemuda Ini Tega Bunuh Sang Bos Lantaran Sering Dikasari dan Tak Digaji

Kamis, 15 Oktober 2015 – 01:01 WIB
Dua pembunuh Ros Duha yang ditangkap diamankan di Polres Barelang, kemarin. Foto: Batam Pos / JPNN.com

jpnn.com - LUBUKBAJA - Pembunuhan yang dilakukan Hendra, 21 dan Simalikul Mahadi, 18, terhadap Ros Duha, pengusaha catering dan tempat hiburan malam di Teluk Pandan, Sintai, Tanjunguncang dilandasi rasa sakit hati. Pelaku kerap mendapatkan perlakuan kasar maupun cacian dari korban.

Tak hanya itu, Hendra yang sudah bekerja sebagai sopir pribadi korban selama tiga bulan tak pernah mendapatkan gaji. Hingga Hendra merencanakan pembunuhan tersebut dan membawa Simalikul untuk menghabisi nyawa Ros.

BACA JUGA: Miliki 1 Paket Sabu, Karyawan Kontraktor Diciduk di Tempat Kerja

"Saya sering dimarah-marahi dan dipukul pake tongkat juga. Gaji saya juga tak pernah dibayar," ujar Hendra di Mapolresta Barelang, seperti dikutip dari Batam Pos (JPNN.com), kemarin (14/10) siang.

Pembunuhan sadis itu sudah durencanakan dua hari sebelumnya, atau pada Minggu (4/10) lalu. Mereka mempersiapkan tali yang diambil dari jemuran belakang Bar Mutiara Sintai milik korban. 

BACA JUGA: Keluarga Pembunuhan Ibu yang Dibunuh di Kasur dan Anak di Lantai Tertutup

Sebelum melancakan aksi itu, pelaku membagi tugas. Hendra bertugas mengendarai mobil Toyota Rush Hitam dengan nopol BP 1866 DP, sedangkan Simalikul berperan menjerat leher korban dari kursi penumpang belakang.

"Kami potong tali di belakang bar, dan disimpan. Saya yang jerat dan dia (Hendra) yang memastikannya tewas," tambah Simalikul.

BACA JUGA: Napi Kasus Pembunuhan Ditusuk di Dalam Lapas

Hendra menjelaskan pembunuhan terhadap Ros dilakukan di atas mobil saat perjalanan dari lokasi katering korban di Perumahan Putra Jaya, Batuaji menuju Tanjunguncang pada Selasa (6/10) malam, sekitar pukul 23.45 WIB. Usai menghabisi nyawa Ros, pelaku membawa jasadnya ke Bukit Harimau Sekupang dan membuangnya ke jurang.

Kedua pelaku sendiri meninggalkan Batam pada Rabu (7/10) pagi melalui Bandara Hang Nadim Batam dengan mengendarai mobil korban. Mereka turut mengambil barang berharga korban berupa ponsel Samsung dan uang tunai sebanyak 6.600 Dollar Singapura. Uang itu dipergunakan untuk biaya transportasi pelarian menuju Aceh.

"Uangnya untuk hidup sehari-hari dan dibagi juga. Saya kasih dia (Simalikul) empat juta," tutur Hendra, warga Bireun ini.

Dari pengakuan Simalikul, ia sama sekali tak berniat menghabisi nyawa Ros. Ia hanya dipaksa Hendra, otak pelaku pembunuhan. Hendra mengancam akan membawanya pulang kampung menuju Aceh, jika tak menuruti perintahnya.

"Saya hanya diajak. Kalau masalah dengan dia (Ros) tak ada. Saya terpaksa," tutur pria yang baru bekerja seminggu di lokasi usaha korban tersebut. (she)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jejak Kaki Berdarah di Rumah Pembunuhan Ibu dan Anak Cakung


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler