Dua Penerjun Payung TNI AU Gugur, Penyebabnya Beda

Jumat, 08 April 2016 – 09:04 WIB
Para anggota TNI AU terjun payung saat gladi bersih perayaan HUT TNI AU di Jakarta, Kamis (07/04/2016). Gladi bersih ini untuk memeringati HUT TNI AU yang jatuh pada Sabtu (9/4). Foto: Imam Husein/Jawa Pos

jpnn.com - JAKARTA - Dua orang penerjun payung TNI Angkatan Udara gugur dalam gladi resik HUT TNI AU ke-70 di komplek Lanud Halim Perdana Kusuma Jakarta, kemarin (7/4). 

Kedua prajurit tersebut adalah Kopda Beny Priandi dan Praka Supranoto. Mereka merupakan penerjun yang dimiliki Datasemen Matra 1 Pasukan Khas (Paskhas) TNI AU.

BACA JUGA: TNI Sudah Siap Masuk Filipina

Meski bersamaan, keduanya gugur disebabkan hal yang berbeda. Kopda Beny, gugur akibat gagal melakukan pendaratan dengan sempurna. 

Tubuhnya membentur aspal di terminal selatan Bandara Halim. Diduga dia terkena hembusan angin kencang yang membuat tubuhnya terpelanting keras.

BACA JUGA: Deadline Tebusan Berakhir Hari Ini, Lantas?

Sementara Pratu Supratono, gugur setelah parasut yang digunakannya gagal mengembang. Akibatnya, tubuhnya menghujam sebuah atap rumah di komplek perumahan TNI AU Halim. 

Kedua korban tersebut sempat dilarikan ke Rumah Sakit TNI AU. Namun akibat luka yang parah, nyawa keduanya tidak bisa diselamatkan.

BACA JUGA: Bakal Ada Eksekusi Hukuman Mati lagi, Siapa Saja?

Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsekal Pertama (Marsma) Dwi Badarmanto memastikan jika kedua prajurit tersebut merupakan orang-orang yang sudah terlatih. 

“Mereka dipilih (atraksi di HUT AU) karena sudah dianggap mahir,” ujarnya saat dihubungi Jawa Pos kemarin. 

Selain itu, semua tahapan dalam atraksi terjun payung sudah dilakukan sesuai standar operasional prosedur yang ditetapkan.

Lantas, kenapa parasut Pratu Supranoto bisa terselip? Menurut Dwi, ada kemungkinan kelalaian yang dilakukan saat melipat parasut. 

Sehingga parasut gagal mengembang. “Ya semua juga tidak ingin hal itu terjadi,” kata Dwi.

Selain itu lanjutnya, sebaik apapun pengamanan yang ada dalam protap terjun, hal itu tidak menjamin keselamatan seutuhnya. Sebab, ada banyak kemungkinan yang terjadi di ketinggian. 

Misalnya kasus Kopda Beny yang terkena hembusan angin. “Parasut itu nilai keamanan 80 persen, 20 tidak aman,” tuturnya.

Disinggung soal kelangsungan acara HUT TNI AU besok, dia menegaskan jika peristiwa kemarin tidak akan mengubah rangkaian acara. Namun demi menghindari peristiwa serupa, TNI AU akan kembali memperingatkan semua prajurit yang terlibat untuk lebih berhati-hati dan memastikan kesiapan.

Dalam perayaan puncak HUT TNI AU besok, berbagai atraksi udara yang melibatkan 60 pesawat. 

Selain itu, akan disuguhkan juga atraksi terjun payung yang diikuti 187 penerjun dari berbagai satuan. Rencananya, Presiden Jokowi dijadwalkan hadir dalam perayaan tersebut.

Sementara itu, kemarin kedua jenazah sudah dipersemayamkan di Batalyon 461 Paskhas, Jakarta. Rencananya, keduanya akan diberangkatkan ke kediamannya masing-masing hari ini. (far/sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Perpustakaan Bikin Anggota DPR Lebih Maju? Nanti Dulu....


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler