Dua Remaja Hilang di Lampung Tengah Belum Ditemukan

Jumat, 28 November 2014 – 16:37 WIB
Dua Remaja Hilang di Lampung Tengah Belum Ditemukan Buntut dari Bentrok Antarkampung. Foto Radar Lampung/JPNN.com

jpnn.com - ANAKTUHA – Bentrok antarwarga meletus di Kecamatan Anaktuha, Lampung Tengah (Lamteng), Kamis (27/11) malam. Ribuan warga terlibat bentrok dan baku tembak hingga menimbulkan korban. Sayang, hingga berita ini diturunkan, belum diketahui pasti jumlah korban yang jatuh. Namun yang jelas, hingga pukul 21.00 WIB tadi malam, puluhan rumah ludes dibakar massa.

Konflik antarkelompok warga ini dipicu hilangnya dua remaja warga Dusun I Kampung Tanjungharapan, Anaktuha. Remaja berumuran 15 tahun itu sejak dua hari terakhir tak diketahui rimbanya.

BACA JUGA: Soal Korupsi Bansos, Yusril Bela Eks Bupati Kendal

Warga setempat mencurigai kedua bocah itu telah tewas dihakimi massa Dusun II kampung setempat. Pasalnya, dua hari lalu sempat tersiar kabar ada pencuri yang dimassa hingga tewas di sebuah perkebunan sawit. Namun, jasad pencuri yang tewas tersebut tidak diketahui keberadaannya.

Sejumlah informasi hingga tadi malam masih simpang-siur. Isu yang beredar menyebutkan bahwa dua remaja diketahui bernama Kurnia Jaya dan Angga Wirayuda itu tewas di sekitar Dusun II. Merebaknya kabar inilah yang membuat suasana antardusun itu memanas.

BACA JUGA: 130 Warga Tanpa KTP Harus Bayar Denda hingga Rp50 Ribu

Warga Dusun I lantas berinisiatif mencari kebenaran kabar itu. Mereka lantas mendatangi Dusun II. Namun, warga Dusun II mengaku tidak mengetahui keberadaan kedua remaja tersebut.

Di tengah situasi yang tidak menentu itu, tersiar kabar seorang warga Dusun I melihat bercak darah di gardu ronda Dusun II. Informasi yang dihimpun, warga juga melihat sandal yang dikenali milik dua remaja itu. Entah siapa yang memulai, sekelompok warga yang tidak terima atas dugaan pembunuhan ini langsung menyerbu ke permukiman warga. Massa menuding warga Dusun II telah menghakimi kedua remaja itu hingga tewas.

BACA JUGA: Sikapi Aksi Brutal Polisi di Musala, Warga Diminta Menahan Diri

Puluhan rumah menjadi korban kekesalan mereka. Tercatat sampai pukul 18.30, sudah 30 rumah hangus dibakar massa. Melihat kondisi ini, warga Dusun II langsung berupaya mengungsi ke kampung-kampung tetangga.

Hasanudin selaku orang tua Kurnia Jaya yang diduga menjadi korban main hakim sendiri menyatakan, buah hatinya menghilang sejak Senin (24/11) malam.

’’Anak beserta keponakan saya memang tak jelas mau ke mana. Yang pasti, mereka pergi pake motor sejak Senin malam. Nah, kami kebingungan mencari mereka," ujar dia.

Kemudian, lanjutnya, kemarin ada warga yang menemukan sandal yang dikenakan anaknya ketika pergi dari rumah. Lokasi penemuan di Dusun II. Tak hanya itu, di lokasi penemuan tersebut juga terlihat bercak darah dan bekas seretan tubuh.

’’Inilah yang memicu saya bersama warga lainnya marah besar. Sebenarnya, kami tak menghendaki ini. Ada kemungkinan banyak orang luar masuk dan memperkeruh suasana sehingga terjadi seperti ini," beber Hasanudin seolah tak percaya masalah itu bakal meluas.

Kapolsek Padangratu Ipda Agus dikonfirmasi tadi malam membenarkan kasus pencurian yang mengakibatkan dua kelompok warga memanas. ’’Iya benar. Ini aparat masih di lokasi,” ujarnya.

Sekitar pukul 23.30 WIB, warga Dusun II yang merasa ditindas balas menyerang. Mereka dibantu oleh kerabat dan kenalan dari kampung-kampung tetangga. Meski ratusan aparat Polres Lamteng plus personel Brimob Polda Lampung telah diturunkan ke lokasi, bentrok massa tidak berhasil dicegah.

Sumber Radar Lampung (Grup JPNN.com) di Kampung Haduyangratu, Padangratu, yang jaraknya tidak terlalu jauh dari lokasi bentrok mengaku, akibat bentrok massa terjadi kerusakan sangat parah di TKP (tempat kejadian peristiwa).

’’Warga Dusun II dibantu kampung-kampung tetangga balik menyerbu. Kami tidak jelas kondisi pasti di TKP karena kami dihalangi menuju ke sana oleh aparat brimob,” ujarnya dini hari tadi.

Namun yang jelas, lanjut dia, bentrok massa juga diwarnai baku tembak. Tembakan diduga kuat berasal dari senjata api rakitan yang dimiliki massa. ’’Sampai sekarang, warga kampung kami juga siaga mengantisipasi bentrokan meluas,” tegasnya.

Sampai berita ini diturunkan, kondisi masih mencekam di lokasi bentrok. Wartawan koran ini sendiri kesulitan meliput hingga titik bentrok karena situasi sangat membahayakan.

Sementara, Kapolda Lampung Brigjen Heru Winarko saat dihubungi tadi malam mengaku sedang berada di TKP. ’’Nanti ya, saya sedang di lokasi kejadian,” singkatnya.

Terpisah, Kabag Humas Polda Lampung AKBP Sulistyaningsih mengaku pihaknya belum dapat menyimpulkan penyebab pasti bentrok antarwarga itu. ’’Sekarang masih tahap penyelidikan. Untuk dugaan sementara belum dapat disimpulkan karena banyak persepsi. Salah satunya cekcok gara-gara HP,” katanya.

Sulis –sapaan akrabnya– mengimbau warga tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi isu tak bertanggung jawab. ’’Saat ini polisi masih melakukan  proses  penyelidikan,” tandasnya.

Diketahui, bentrok antarwarga di Anaktuha bukan kali pertama terjadi. Pada 16 September 2013 silam, sejumlah warga kampung di Kecamatan Pubian, Bangunrejo, dan Padangratu nyaris bentrok. Persoalan tersebut bermula dari adanya tindak kejahatan pembegalan. Beruntung, kesigapan aparat dan aparatur pemerintah berhasil meredam konflik.

Kasus ini juga menambah panjang daftar bentrok warga yang terjadi di Kabupaten Lamteng. Sebelumnya bentrok juga terjadi melibatkan warga Kampung Buyut, Gunungsugih dan Kampung Kusumadadi, Bekri. Akibat kejadian ini, tercatat 17 rumah terbakar dan ratusan warga terpaksa diungsikan.

Bentrok warga ini juga mengingatkan pada tragedi bentrok warga yang sebelumnya sempat meletus di Balinuraga, Waypanji, Lampung Selatan. Akibat bentrok ini, belasan warga tewas dan puluhan rumah terbakar. (gie/rnn/p5/c1/fik)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bertindak Brutal di Musala, 6 Polisi Diperiksa


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler