Dua Tahun di Penjara Iran, Nazanin Berhenti Percaya Doa

Selasa, 28 Agustus 2018 – 13:44 WIB
Nazanin Zaghari bersama putrinya. Foto: FREE NAZANIN/PA

jpnn.com, TEHRAN - Saat mendengar pengadilan mengabulkan permohonan cutinya, Nazanin Zaghari-Ratcliffe bersorak gembira. Tapi, tiga hari terlalu cepat berlalu. Rindunya pada sang putri, Gabriella, belum tuntas. Sayang, upayanya memperpanjang cuti dari penjara gagal meski nyaris berhasil.

''Saya tidak tahan melihat air matanya," cuit Nazanin tentang Gabriella lewat akun Twitter @FreeNazanin sebagaimana dilansir Al Jazeera.

BACA JUGA: Tiongkok Bantah Cuci Otak Jutaan Muslim Uighur

Minggu (26/8) perempuan 40 tahun itu terpaksa berpisah dengan Gabriella. Dia kembali ke Penjara Evin dan Gabriella kembali ke rumah orang tuanya. Sama-sama di Teheran, tapi beda lokasi. Selama sekitar dua tahun terakhir, di penjara itulah Nazanin menghabiskan waktunya.

Bagi istri Richard Ratcliffe itu, tidak ada pemandangan yang lebih buruk dari wajah menangis putrinya. Maka, saat perpisahan tiba, dia memilih untuk tidak mengucapkan selamat tinggal pada buah hatinya.

BACA JUGA: Aparat Bunuh Warga Sipil di Papua, Polri: Yang Fair Dong!

Kendati demikian, bocah 4 tahun itu seakan tahu bahwa ibunya akan meninggalkannya lagi. Minggu itu, dia terus memeluk sang ibu erat-erat. "Saya tak bisa melupakan wajahnya,'' ungkap Nazanin.

Hari itu, dia menguatkan hati untuk melangkah ke luar rumah. Diantar sang ayah, staf Thomson Reuters Foundation itu kembali ke penjara. Dia sengaja memilih untuk kembali ke penjara dengan sukarela.

BACA JUGA: Kejagung Menunggu Kelengkapan Bukti Pelanggaran HAM Berat

Bukan karena dia mau, tapi demi menghindari penjemputan paksa. Juga, kemungkinan perlakuan kasar petugas. Dia tak mau diseret di depan putrinya.

Nazanin menginjakkan kaki di Iran pada 17 Maret 2016. Saat itu, Gabriella masih berusia 22 bulan. Tujuan Nazanin kala itu adalah memperkenalkan putri semata wayangnya tersebut kepada keluarga. Juga, untuk merayakan Nowruz alias Tahun Baru Iran. Suaminya, Richard Ratcliffe, tidak ikut. Dia tetap di Inggris.

Sekitar dua pekan kemudian, Nazanin pulang. Bersama Gabriella, dia pergi ke Bandara Internasional Imam Khomeini. Kali ini, tujuannya adalah pulang ke Inggris, ke pelukan suaminya. Tapi, kenyataan berkata lain. Hari itu, Nazanin diamankan petugas. Dia tak boleh terbang ke Inggris.

Nazanin didakwa terlibat upaya makar. Press TV melaporkan bahwa mantan pegawai BBC World Service Trust (kini BBC Media Action) itu diamankan karena ikut mendalangi unjuk rasa pasca-Pemilu 2009 lalu. Nazanin dituding membuat website dan berkampanye di media yang bertujuan menentang pemerintah.

Pihak berwajib menjeratnya dengan dakwaan hendak menggulingkan pemerintahan dan menghasut. Pemerintah Iran juga tidak mengakui kewarganegaraan ganda yang Nazanin peroleh setelah menikah dengan Ratcliffe. Setelah menjalani proses hukum, Nazanin diganjar hukuman lima tahun penjara.

Vonis itu membuat hati Ratcliffe hancur. Dia harus berpisah dengan istrinya. Dia juga harus berpisah dengan Gabriella. Sebab, akan lebih baik jika putrinya tetap dekat dengan Nazanin.

Ratcliffe pun lantas menuntut keadilan. Bersama pemerintah dan berbagai lembaga HAM, dia berusaha membebaskan istrinya. Tapi, semuanya sia-sia.

''Saya biasanya berdoa, tapi selama dua tahun ini saya telah kehilangan keyakinan saya,'' kata Nazanin kepada suaminya via sambungan telepon Minggu.

Upaya Inggris melalui Menlu Jeremy Hunt untuk membebaskan Nazanin kandas. Pertemuan Hunt dan Menlu Iran Javad Zarif juga gagal membuat masa cuti Nazanin bertambah.

Nazanin yang baru tahu bahwa izin cutinya disetujui sekitar 10 menit sebelum keluar dari penjara itu kesal pada pengadilan. Minggu siang, Kejaksaan Teheran menyatakan bahwa Nazanin tak perlu kembali ke penjara hari itu juga. Sebab, status perpanjangan cutinya masih pending karena belum ditandatangani.

Nazanin pun kemudian masuk ke mobil ayahnya lagi dan bergegas menuju rumah orang tuanya. Di perjalanan, dia dikabari bahwa perpanjangan cutinya disetujui.

Tapi, sepuluh menit setelah dia tiba di rumah, telepon berdering. Kejaksaan menelepon dan memerintah Nazanin kembali ke penjara sebelum petang.

"Tega sekali," keluhnya sebagaimana dikutip The Guardian. (sha/c17/hep)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketua LPSK: Korban Pelanggaran HAM Akan Terus Menuntut


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler