jpnn.com, MATARAM - Gubernur NTB TGB HM Zainul Majdi mengatakan setiap kejadian menjadi peringatan bagi pemerintah daerah, bahwa ada kerja yang harus dilakukan demi perbaikan ke depan. Bila ada satu dua warga yang salah jalan atau keliru pemahaman, maka tugas bersama untuk mengingatkan.
Sebab manusia, menurutnya merupakan makhluk yang kompleks. Jadi pendekatan yang harus diutamakan adalah pendekatan kemanusiaan. “Pendekatan yang merangkul,” katanya seperti dilansir Lombok Post (Jawa Post Group).
BACA JUGA: Densus Tangkap Dua Terduga Teroris Asal Bima, Wagub Merasa Terpukul
Pernyataan Zainul Majdi ini merespons informasi tentang penangkapan dua orang warga asal Kabupaten Bima oleh Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror.
Dua orang berinisial KR, 26 tahun dan NH, 21 tahun itu ditangkap karena terduga masuk kelompok ideologi garis keras (Igaras) yakni jaringan teroris Poso. Keduanya ditangkap di Desa Dore, Kecamatan Palibelo, Kabupaten Bima, Sabtu (17/6) petang.
BACA JUGA: Dua Terduga Jaringan Teroris Poso Incar Markas Polisi
Menurut Majdi, jika seseorang sudah terbukti terlibat tindakan terorisme, melanggar undang-undang yang berlaku, maka hal itu menjadi kewenangan aparat untuk melakukan penindakan. Tapi kalau masih dalam lingkup preventif, maka perlu dikedepankan pendekatan kemanusiaan dan persaudaraan.
Menurutnya, menjadi tugas bersama untuk memberikan pemahaman Islam yang baik dan benar, bagaimana konsep rahmatanlilalamin Islam dan Islam yang moderat. Selain itu juga berupaya menciptakan keadailan sebaik-baiknya di tengan masyarakat, karena ketidakadilan merupakan salah satu tanah yang paling subur untuk melahirkan radikalisme.
BACA JUGA: Tiga Terduga Teroris tak Ada Kabar, GAPAI Sumut Segera Praperadilkan Kapolri
“Kita bekerja bersamalah untuk terwujudnya keadilan itu,” katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Provinsi NTB H Lalu Syafii mengatakan, pihaknya terus memonitor penyebaran paham-paham radikal, teruatam yang menjurus ke arah kelompok teroris.
Selain itu, pihaknya juga akan memperbanyak dialog sosialisasi dan silaturrahmi dengan berbagai elemen. Termasuk tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh adat, tokoh wanita, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan sebagainya. ”Agar paham radikal tidak berkembang di NTB,” katanya.
Menurutnya, mereka terlibat dan masuk jaringan radikal disebabkan salah berteman dan salah tempat berguru ajaran Islam.(dit/ili/yet/r5)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tangkal Serangan Terorisme, Densus 88 Ciduk Delapan Jaringan JAD
Redaktur & Reporter : Friederich