Duel Maut Sopir Angkot vs Anggota TNI, 1 Orang Tewas, Kolonel Rio Ungkap Sejumlah Fakta

Minggu, 06 Maret 2022 – 08:15 WIB
Kolonel Rio mengungkapkan sejumlah fakta terkait duel maut sopir angkot vs anggota TNI yang menewaskan 1 orang di Makassar. Ilustrasi Foto: dok JPNN/Ricardo

jpnn.com, MAKASSAR - Kepala Penerangan Kodam XIV/Hasanuddin Kolonel Infanteri Rio Purwantoro mengungkapkan sejumlah fakta terkait duel maut antara sopir angkot vs anggota TNI yang menyebabkan satu orang tewas yang terjadi pada Jumat (4/3).

Korban tewas bernama Gilang Basunu (50), sedangkan anggota TNI Serma DJ (51) mengalami luka robek di bagian kepala.

BACA JUGA: Sopir Angkot di Makassar Tewas Ditikam dengan 5 Tusukan, Pelakunya Oknum Anggota TNI

Kolonel Rio membeberkan insiden berdarah itu bermula saat korban Gilang Basunu sedang memperbaiki mobil di lorong depan rumahnya di tengah-tengah jalan, kemudian Serma DJ menghampiri korban.

"Saudara minta maaf, minta tolong mobilnya kalau bisa diparkir agak ke pinggir karena orang tidak bisa lewat," tegur Serma DJ seperti ditirukan Kolonel Rio saat menyampaikan keterangan tertulis, Sabtu (5/3).

BACA JUGA: Detik-detik Perampok Menyatroni Rumah Anggota TNI, Korban Diminta Buka Baju, Terjadilah

Masih berdasarkan keterangan Kolonel Rio, korban tak terima dan balik menegur Serma DJ.

"Saya baru keluar tahanan, dulu saya bunuh anggota Yonkav tahun 2010 bisa saya selesaikan, apalagi orang kayak kamu," kata korban kepada Serma DJ.

BACA JUGA: Fakta Baru Terungkap, Ternyata Mbak Oktavia Darmayanti Dibunuh, Pelakunya Tak Disangka

Kolonel Rio mengaku pihak mengecek pernyataan tersebut dan membenarkan korban merupakan seorang residivis kasus pembunuhan terhadap seorang anggota TNI, tetapi bukan pada 2010 seperti disampaikannya ke Serma DJ, melainkan pada 2007 lalu.

Berawal dari salah paham itu akhirnya keduanya terlibat cekcok atau mulut.

"Seketika itu Serma DJ dikejar oleh saudara BS (Gilang Basunu) sampai di sudut bangunan," ungkap Kolonel Rio.

Anggota Batalyon Zeni Tempur 8/Sakti Mandraguna atau Yon Zipur 8/SMG dalam posisi terpojok dan tidak bisa melarikan diri lagi.

"Saat itulah Serma DJ diserang menggunakan kunci roda mengenai kepala dan ditusuk menggunakan pisau badik," beber mantan Komandan Detasemen Markas Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Dandema Secapa AD) itu.

Namun, lanjut Kolonel Rio, serangan korban ditangkis Serma DJ hingga mengenai rahang bagian atasnya.

"Serma DJ yang merasa terdesak melakukan pembelaan diri dan berhasil merampas pisau badik milik saudara BS, kemudian menusuknya tepat di ulu hati," ungkapnya.

Akibatnya korban jatuh terkapar, sedangkan Serma DJ seketika itu linglung dan jatuh pingsan.

"Perselisihan ini motifnya diduga kesalahpahaman, karena antara oknum anggota TNI dan pelaku pengejaran tidak pernah ada permasalahan sebelumnya," ujar Kapendam.

Kolonel Rio pun berharap semua pihak tidak terpancing atau terprovokasi jika menerima informasi yang belum tentu benar terkait insiden berdarah tersebut,.

"Permasalahan saat ini sudah ditangani oleh pihak polisi militer (Denpom XIV/4 Makassar) dan kepolisian setempat. Jadi, sementara dalam proses pemeriksaan lebih lanjut," kata Kolonel Rio.

Dia menambahkan akibat perselisihan tersebut yang berujung duel maut, Serma DJ mengalami luka robek di dagu kiri, krepitasi (+) tembus sampai ke mandibula, gigi geraham (7 jahitan), luka robek di kepala atau ubun-ubun hingga harus mendapatkan 6 jahitan.

Korban meninggal Gilang Basunu dengan luka tusuk di ulu hati.

Terpisah, Kasi Humas Polrestabes Makassar AKP Lando KS menyampaikan tim dar Subdenpom XIV/4 Makassar juga telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

AKP Lando juga menyampaikan kasus penganiayaan tersebut berawal diduga karena kesalahpahaman.

"Tidak terima ditegur akhirnya terjadi terjadi perkelahian, aksi kejar-kejaran pun terjadi. Motifnya ini salah paham," kata AKP Lando.

Sebelumnya, kejadian itu menghebohkan warga Jalan Rajawali 3 lorong 6, Kecamatan Mariso, Makassar pada Jumat (4/3).

Sopir angkot tersebut tewas di lokasi kejadian karena tusukan benda tajam di bagian dada.

Jenazah korban dibawah ke Rumah Sakit Bhayangkara, sedangkan oknum anggota TNI dirawat di RS Pelamonia karena luka yang dialaminya.

Adapun barang bukti yang ditemukan di TKP, yakni satu unit senjata softgun rakitan, satu buah kunci roda, dan obeng. (mcr29/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : M Srahlin Rifaid

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler