jpnn.com - MOROWALI – Warga desa transmigrasi Bahoeo Rekoreko menghadapi situasi sulit dalam empat bulan terakhir. Mereka kekurangan air bersih untuk kehidupan sehari-hari.
Alhasil, warga desa itu harus rela mengonsumsi air yang keruh. Yang lebih miris, mereka harus menempuh perjalanan sejauh tiga kilometer hanya demi mendapatkan air yang tak layak itu.
BACA JUGA: Mayat Tanpa Identitas Ditemukan di Laut, Kondisinya Mengenaskan
Salah satu tokoh masyarakat Bahoeo Rekoreko Kecamatan Bungku Barat Kabupaten Morowali, Abd Rahman mengatakan, warga transmigrasi kekurangan air bersih akibat kemarau panjang sehingga debit air sungai menjadi berkurang.
Dia menambahkan, warga biasanya setiap pagi dan sore harus mencari air di mata air sungai yang kondisinya keruh dan tidak layak untuk dikonsumsi.
BACA JUGA: Kompak Sih, Tapi Kelewatan! Pasutri Ini Bawa Kabur 13 Mobil
“Mata air sudah tidak bisa lagi mengalir, hanya tergenang. Itu yang kita manfaatkan sehari-hari dengan cara membuat sumur, untuk menampung air supaya tidak terlalu keruh. Kami harus berbuat apa, hanya itu yang bisa kami dapatkan, menginggat tidak ada sumber mata air lagi, “ ujar Rahman tengah pekan lalu. (pri)
BACA JUGA: Kisah Anak yang Dianggap Oon Keluarganya, Kini Hamil Duluan
BACA ARTIKEL LAINNYA... Seminggu tak Bisa Dihubungi, Ternyata Sudah Membusuk
Redaktur : Tim Redaksi