jpnn.com - MEDAN - Tak disangka, pengakuan NA (8), dianiaya ibu tiri dan ayah kandungnya ternyata bohong belaka. Hal ini terungkap dalam pemeriksaan dan penyelidikan yang dilakukan Unit Reskrim Polsek Medan Helvetia, Kamis (14/5).
Kapolsek Medan Helvetia Kompol Ronni Bonic kepada Sumut Pos (Grup JPNN) mengatakan, luka di pipi yang diderita NA bukan karena penyiksaan ibu tirinya, MS dan ayah kandungnya, RI. Namun luka jahitan itu disebabkan berkelahi dan terjatuh sewaktu bermain.
BACA JUGA: Inilah Alasan Puluhan Guru, Bidan, dan Perawat Minta Pindah Tugas dari Anambas
"Tidak benar kalau dia (NA) mengaku dibenturkan kepalanya ke dinding oleh orangtuanya dan segala macamnya seperti pengakuan anak itu. Jadi, yang jelas, tidak ada penganiayaan yang dilakukan kedua orangtuanya," ujar Ronni, Kamis (14/5) siang.
Menurutnya, bocah tersebut merupakan anak yang hiper-aktif dan agak nakal di lingkungan rumah serta sekolahnya. Bahkan, guru di tempatnya bersekolah sampai sempat kesulitan mendidiknya.
BACA JUGA: Dua Nakhoda Kapal Thailand yang Mencuri Ikan Divonis 4 Tahun Penjara
"Anak itu pandai memutarbalikkan fakta dan dia sangat hiperaktif," aku mantan Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Belawan ini.
Ronni menambahkan, memang menurut keterangan orangtuanya, anak tersebut kerap mencuri uang. Akan tetapi, orangtuanya tidak sampai memukul anak itu, apalagi melakukan penyiksaan.
"Kasusnya tidak kita proses dan dihentikan. Sang anak kita kembalikan kepada orangtuanya untuk didik kembali," tukasnya.
BACA JUGA: ABK Ditemukan Tewas Mengapung di Laut dengan Wajah Memar Membiru
Sebelumnya, NA mengaku disiksa ibu tirinya, MS, hingga mengalami cacat permanen. Sejumlah luka yang diduga bekas penyiksaan masih tampak di tubuh bocah tersebut.
Saat mendatangi kantor Polsek Medan Helvetia Selasa (12/5), NA didampingi Hasni, warga Jalan Benteng Gang Dame, yang tak lain tetangganya. Hasni merupakan orang yang menolong NA. Kedatangannya pun untuk meminta perlindungan hukum sekaligus melaporkan penganiayaan yang dialaminya.
NA mengaku penyiksaan yang dialaminya tak hanya dilakukan MS, tetapi ayah kandungnya, RI, turut terlibat. Penyiksaan tersebut berlangsung sejak dia TK hingga kelas I SD.
Akibat penyiksaan itu, NA menderita luka-luka hampir disekujur tubuhnya. Bahkan, giginya pun tanggal 3 akibat dipukul palu. Namun, kebohongan bocah delapan tahun ini akhirnya terungkap. (ris/ade/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiga Hari Menghilang, Ditemukan Sudah Jadi Mayat di Jembatan Satu Barelang
Redaktur : Tim Redaksi