jpnn.com - NUNUKAN – Pulau Sebatik yang berbatasan langsung dengan Tawau, Malaysia kerap dimanfaatkan untuk jalur ilegal. Semua aktivitas yang tidak resmi saat ini banyak dilakukan di daerah perbatasan yang memerlukan pengamanan ekstra.
Pengamat kawasan perbatasan Irman Irawan menjelaskan, kondisi perbatasan saat ini, terutama di Pulau Sebatik sering dimanfaatkan para pelaku untuk memperlancar aksinya dalam bentuk ilegal.
BACA JUGA: Ini Baru Asli, Tukang Kubur Naik Haji
Karena Sebatik saat ini yang masih berstatus kecamatan, sehingga sulit dilakukan pengamanan yang lebih ketat.
“Jumlah pengamanan yang ada di Sebatik masih kurang, untuk itu perlu ada penambahan untuk mengurangi adanya jalur ilegal tersebut,” kata Irman, Kamis (11/8) kemarin.
BACA JUGA: Ini Jumlah Napi yang Diusulkan Dapat Remisi
Menurutnya, Sebatik saat ini dikepung dengan jalur ilegal. Semua pintu masuk di pulau perbatasan tersebut bisa dilalui. Mulai dari jalur penyeberangan ke Tawau, Malaysia, jalur narkoba bahkan biasa digunakan sebagai jalur teroris.
Untuk mengurangi aktivitas ilegal di Sebatik, salah satunya dengan cara menambah pasukan pengamanan di Sebatik. Selain itu juga mengubah status Sebatik, dari status kecamatan menjadi kabupaten atau kota.
BACA JUGA: 2 Remaja Ini Jangan Ditiru, Pokoknya Jangan Deh
Itu agar instansi terkait bisa melakukan pengamanan ada di Sebatik dengan jumlah personel yang lebih banyak. Kondisi Sebatik saat ini harus disikapi dengan serius.
“Saat ini jumlah pengamanan masih kurang, sehingga masih banyak yang bisa memanfaatkan jalur ilegal tersebut,” ujarnya.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Nursan mengatakan, Sebatik seharusnya sudah berubah statusnya. Itu agar pemerintahan dan keamanan bisa terpusat di Sebatik.
Karena jika masih status kecamatan tentu hal tersebut sulit dilakukan. “Untuk fokus membangun Sebatik harus menjadi DOB, jadi semua bisa fokus termasuk pengamanan,” kata Nursan. (nal/eza/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pasutri Yang Kompak, Tapi Jangan Dicontoh Ya
Redaktur : Tim Redaksi