jpnn.com, SAMARINDA - Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Samarinda menemukan fakta miris terkait kebiasan para pelajar.
Sebanyak 90 persen pelajar tingkat SMP dan SMA pernah mengakses situs panas.
BACA JUGA: Mengenali Dampak Sindrom FOMO Terhadap Pelajar
“Baik yang dilakukan secara sengaja maupun yang tidak disengaja. Ini bukti riil dan segera kami antisipasi,” kata Ketua harian KPAID Samarinda Adji Suwignyo
saat ditemui Metro Samarinda, Jumat (7/4).
BACA JUGA: Waduh, Pelajar dan Mahasiswa Paling Banyak Melanggar
Dia menambahkan, angka 90 persen itu didapatkan dari kunjungan ke sekolah-sekolah di Samarinda.
Dalam setiap kunjungan, KPAID melakukan tes psikologis tehadap pelajar menggunakan permainan.
BACA JUGA: Mengenal Roadshow PPAN Asal Maluku Utara 2017
Dengan begitu, para pelajar tidak sadar tengah mengikuti tes dan dak merasa tertekan.
“Ini trik kami untuk mengetahui seberapa jauh anak-anak mengenal pornografi. Juga untuk mengetahui seberapa jauh mereka mengenal narkoba,” terang Adji.
Dia menambahkan, mayoritas pelajar membuka situs panas tanpa sengaja.
Salah satunya ketika sedang mencari materi tugas di internet.
Saat membuka situs yang berisi materi pelajaran, pelajar menemukan iklan berbau pornografi.
“Karena mereka masih anak-anak, makanya diklik, muncul itu (situs porno). Ini yang terjadi sebenarnya. Kalau yang melihat secara langsung ada juga, yang sudah kecanduan juga banyak,” ungkap Adji.
Menurutnya, pornografi sangat berbahaya bagi perkembangan anak.
Porografi bahkan jauh lebih berbahaya dibandingkan narkoba.
“Memang bukan obat-obatan, tapi jauh lebih berbahaya. Organ yang paling vital yang diserang. Akibatnya anak menjadi tidak fokus dan tidak peka. Bila mengobrol asyik sendiri, dan para pecandu pornografi biasanya suka menyendiri,” bebernya. (luk)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelajar Tarik Celdam Mantan Pacar hingga Koyak, Miris!
Redaktur & Reporter : Ragil