Duh Gusti, RSUD Ini Mengoperasi Pasien Pakai Bor Tukang

Rabu, 05 Oktober 2016 – 15:57 WIB
ALAT BOR TUKANG: Inilah penampakan alat bedah tulang yang digunakan dokter RSUD AM Parikesit saat mengoperasi pasien.foto: Facebook/ Kaltim Post

jpnn.com - TENGGARONG – Kasus dugaan penggunaan alat bedah tulang menyerupai bor tukang yang dilakukan tim medis RSUD AM Parikesit, Kaltim mulai terurai.

Direktur RSUD AM Parikesit dr Martina Yulianti tak membantah sempat menggunakan alat bor.

BACA JUGA: Dimas Kanjeng Ternyata Juga Punya Padepokan di Kalimantan

Namun, dia mengatakan, sebelum menggunakan alat bor tersebut, tim medis melewati sejumlah prosedur.

Termasuk meminta rekomendasi dari Perhimpunan Ahli Bedah Orthopaedi Indonesia (PABOI).

BACA JUGA: KPK Soroti Penyaluran Pupuk Bersubsidi di Sumsel

Alatnya mesti steril dan digunakan dalam kondisi tertentu. Selama ini, kata dia, tak satu pun pasien bedah yang mengeluh terkait penggunaan alat tersebut.

Hal inilah yang membuat pihak rumah sakit heran. Termasuk tersebarnya foto-foto penggunaan bor pada saat dokter sedang melakukan operasi.

BACA JUGA: Warga Malaysia Pura-pura Mati, Akhirnya Nikahi Wanita Indonesia

Hal itu akhirnya menimbulkan tudingan malapraktik yang dilontarkan sejumlah pihak.

Apalagi, penyebaran foto disertai isu tak sedap justru muncul setelah pihak rumah sakit tak lagi menggunakan alat tersebut.

Dia menyebut, pelaku penyebaran foto memanfaatkan kurangnya pengetahuan masyarakat terkait proses bedah ortopedi.

Penyebar foto diduga merupakan oknum pegawai rumah sakit.

Oknum tersebut melakukannya karena tak terima dengan pembenahan sumber daya manusia (SDM) yang dilakukan manajemen.

Pembenahan besar-besaran yang dilakukan pihak rumah sakit tipe B itu rupanya tak diterima sejumlah pihak. Terutama sebagian oknum pegawai.

Untuk mendukung zona integritas, kata Yuli, ada sistem yang memfasilitasi pengaduan. Bahkan pengaduan bagi antarpegawai.

Sistem itu disebut Whistle Blower System (WBS). Rumah sakit dipastikan melindungi pengadu yang mengendus penyimpangan.

Dari hasil pengaduan itu, diketahui ada oknum yang memiliki kinerja kurang baik.

Pihak rumah sakit akhirnya melakukan pemanggilan terhadap oknum itu. Pemanggilan yang dilakukan juga berdasarkan aduan pasien.

"Rumah sakit punya sistem untuk memilah atau memetakan kategori pengaduan. Apakah karena masalah manusia, sarana-prasarana atau sistemnya yang dikeluhkan,” katanya saat ditemui Selasa (4/10) kemarin.

Alat bor, kata dia, tak mesti digunakan dalam setiap bedah ortopedi.

Bor hanya digunakan saat memasang sekrup untuk menyambung tulang. Dia mengatakan, alat serupa juga sering digunakan untuk keperluan di luar medis. Alhasil, masyarakat yang awam pun menganggap proses ortopedi dengan bor tersebut aneh.

Padahal, berbagai ahli ortopedi memastikan hal tersebut aman digunakan asal sesuai prosedur. Salah satunya, agar tetap steril.

"Itu pun tidak semua bedah ortopedi menggunakan alat ini. Anehnya, kenapa masalah ini mencuat setelah alat tersebut sudah tidak digunakan lagi," ujarnya. (qi/riz/k15/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ribuan Warga Koba Belum Rekam E-KTP


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler