jpnn.com - BOGOR – Langkah Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan (DLLAJ) Kota Bogor menertibkan angkot bodong terus mendapat perlawanan. Parahnya, oknum pengusaha angkot mulai berani mengancam petugas di lapangan.
Hal itu terjadi ketika petugas gabungan polisi, TNI dan DLLAJ melakukan penertiban di simpang Mal BTM, Selasa (25/10) pagi.
BACA JUGA: Waspada!! Badai Mengancam Bogor
Di sela-sela penertiban, tiba-tiba seorang pria dengan seragam bertuliskan Brimob mengamuk. Dia mengaku pemilik salah satu mobil angkutan kota yang terjaring penertiban.
Dia memaksa petugas melepaskan angkotnya yang ditahan tersebut. Tapi ocehan dia tidak digubris petugas dan angkot tetap dikandangkan.
BACA JUGA: Meiliana-Abdul Kholik Layak Jadi Harapan Baru Bekasi
Kepada Radar Bogor, Kasi Dalops DLLAJ Kota Bogor Empar Suparta mengatakan, pengambilan angkutan yang terjaring sudah disediakan tempatnya. Antara lain di Mako Siliwangi Teplan, ataupun di Kantor DLLAJ Kota Bogor.
Sementara, razia kemarin berhasil menilang sebanyak 45 kendaraan dan 6 dikandangkan karena tak ada surat-surat.
BACA JUGA: PDIP: Setop Pembongkaran Rumah Rakyat Di Pekayon
“Untuk enam angkot kami simpan di Tajur, di DLLAJ. Bagi sopir yang ingin mengambilnya harus membuktikan kendaraan itu lengkap,” tegasnya.
Dalam operasi kemarin, ada sekitar 20 personel dari DLLAJ Kota Bogor yang dikerahkan, Denpom 5 personel, Kodim 5 personel, dan 20 anggota dari Polresta Bogor Kota.
“Kita terus rutin, waktu tidak predikisi, tempat juga tidak di prediksi,” tukasnya
Sementara, KBO Lantas Polresta Bogor Kota Ipda Budi mengatakan, kegiatan operasi gabungan dilakukan sebagai tindak lanjut dari penertiban yang sudah berjalan sebelumnya.
“Pertama adalah penertiban di Jalan Otista. Pedangang Kaki Lima (PKL) bisa dibersihkan. Kemudian penertiban angkot yang ada di seputaran Kota Bogor akan dicek. Apakah suratnya lengkap atau surat trayek yang sekarang masih didalam proses tindak lanjut jadi perorangan jadi koperasi,” papar Budi.
Terpisah, Kepala DLLAJ Kota Bogor Rakhmawati menjelaskan, pihaknya tetapkan fokus terhadap persiapan untuk konversi angkot menjadi bus.
“Kalau konversi program yang berbeda. Sekarang progresnya kita sudah tahap sosialisasi ditingkat Kelurahan dan Kecamatan sambil menunggu masukan dari mereka,” terangnya.
Menurutnya, setelah ada konversi tiga angkot menjadi satu bus, yang tersisa hanya ada 30 trayek angkot dan feeder saja.
“Jadi angkot lebih disebarkan ke pinggiran kota. Sedangkan pusat kota berbentuk feeder khususnya hasil konversi angkot pergantian dua angkot menjadi satu angkot,” beber mantan camat Bogor Tengah tersebut. (dka/c/dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penanganan Kasus Ahok Dinilai Sudah Objektif
Redaktur : Tim Redaksi