Duh, Ribuan Rumah Warga di Kampar Terdampak Banjir

Selasa, 01 Agustus 2017 – 03:32 WIB
Banjir. Foto: JPG

jpnn.com, BANGKINANG - Ada puluhan titik daerah langganan banjir di Kabupaten Kampar, Riau.

Selama 2017 ini saja, sudah ada 6.000 lebih rumah warga yang terdampak banjir ini.

BACA JUGA: Bandar Narkoba di Kampar Tewas Diterjang Tujuh Peluru

Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kampar, Santoso mengatakan, semua kecamatan yang ada di Kampar, memiliki titik yang pernah digenangi banjir di Kampar di 2017 ini.

Berdasarkan data rekap kejadian bencana 2017, mulai dari Januari hingga Juni 2017, ada sebanyak 6.127 rumah warga yang terdampak banjir.

BACA JUGA: Menteri LHK Diminta Kaji Ulang Permen LHK P.17/2017

Rumah ini mengalami kerusakan. Sedangkan harta benda dan hewan ternak, ada 20 yang terdampak banjir.

Kemudian, 14 fasilitas umum yang rusak. Untuk lahan pertanian, ada 1.244 hektare yang terendam. Selama 2017 itu, ada satu orang korban jiwa akibat banjir di Desa Kebun Tinggi, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, pada 6 Maret lalu.

BACA JUGA: Jokowi: Insyaallah, Tol Pekanbaru-Dumai Selesai Akhir 2019

‘’Terkait dengan bencana banjir ini, kita juga telah melakukan beberapa upaya penanggulangan bencana," kata Santoso baru-baru di Bangkinang.

Dia menjelaskan, dalam penanggulangan bencana, BPBD selalu dituntut untuk bertindak cepat. Oleh karena itu, personil BPBD selalu stanby. Baik dalam mengevaluasi korban, maupun dalam menyalurkan bantuan. Terutama kebutuhan saat bencana.

"Tenda pengungsi, tenda keluarga, mobil dapur umum ada sama kita. Nah ketika terjadi banjir, apa yang dibutuhkan masyarakat kita turunkan ini. Boat kita ada 5 buah. Peralatan masak lengkap," kata dia.

Saat terjadi bencana, yang paling utama dilakukan oleh personil, yakni menyelamatkan manusia. Jika ada keluarga yang terendam banjir, maka pihaknya akan membuat tenda pengungsian.

"Kalau keluarga tidak mau pindah ke pengungsian, silahkan ke tempat yang aman lainnya," sebut dia.

Jika bencana ditetapkan tanggap darurat, maka jika ada fasilitas umum yang rusak, bisa dilakukan pembangunan dengan anggaran tanggap darurat. "Seperti banjir 2016, dikeluarkan dana tanggap darurat," sebutnya.

Dalam pos anggarannya, dana d tersebut dinamai dana tak terduga. Letaknya di BPAD. Ini bisa digunakan untuk darurat. Tapi digunakan untuk bangun non permanen. "Kalau yang semi permanen dan permanen, tidak bisa gunakan dana ini," sebut dia.

Dia mengaku, anggaran operasional di BPBD Kampar minim. Dalam tahun ini, hanya dianggarkan Rp1,5 miliar. Padahal kebutuhan sangat banyak.

"Seharusnya di desa, harus peduli dengan bencana ini. Seperti membentuk tim sadar bencana. Atau fasilitas tentang kebencanaan. Boleh pakai dana desa," kata Santoso.(*4)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Bermain Sulap di Hadapan Ribuan Anak-Anak, Hahaha, Menghibur Banget...


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
banjir   Kampar   Riau  

Terpopuler