jpnn.com - SURABAYA - Warga perkampungan harus waspada terhadap tindak penipuan yang makin beragam.
Pelaku tidak hanya menyaru sebagai petugas PLN, PDAM, atau pegawai kelurahan.
BACA JUGA: Agnes Teriak, Akhirnya...Kawan Raffi Kencing di Celana
Kini, muncul keluhan warga yang merasa ditipu sales.
Sekitar dua minggu lalu, Endah Retnowati didatangi dua orang berpakaian rapi di rumahnya di kawasan Surabaya Pusat.
Melihat dandanannya, perempuan dengan tiga anak tersebut tahu bahwa tamu yang datang adalah sales.
BACA JUGA: Berulang Kali Gadis ABG Kena Rayuan Gombal
"Dia menawarkan teflon murah," cerita perempuan 39 tahun itu.
Sejak awal, Endah sebenarnya tidak mudah percaya pada dua pria tersebut.
BACA JUGA: Pelaku Jambret Ini Ternyata Tahanan Kabur
Sebab, teflon yang ditawarkan tidak menjanjikan. Tidak ada kemasan dan mereknya.
"Bilangnya barang sisa ekspor. Semacam barang reject, tapi bagus katanya," ungkapnya.
Seingat dia, ketika melongok ke dalam tas yang dibawa sales tersebut, ada empat barang.
Harga produk itu Rp 50 ribu. Lantaran tidak tega, Endah membeli satu buah. Dia lalu bergegas masuk untuk mengambil uang.
Setelah dibayar, dua sales tersebut tidak langsung pergi. Mereka kembali menawarkan sebuah produk promo.
"Dia menjual kompor gas seharga Rp 100 ribu," ungkap ibu rumah tangga tersebut.
Sales itu mengatakan, harga produk tersebut aslinya Rp 500 ribu. Namun, hari itu Endah menjadi pemenang undian. S
ebab, dia adalah pembelinya yang ke-100. Dia lantas menunjukkan list nama-nama pembeli produknya. Endah tidak terlalu memperhatikan itu.
Dua sales tersebut semakin banyak berbicara. Mereka bersahutan untuk meyakinkan Endah bahwa kompor gas tersebut merupakan barang langka.
Endah disebut sangat beruntung apabila bisa memilikinya hanya dengan Rp 100 ribu.
Barang akan dikirim hari itu juga. Syaratnya, Endah membayar uang muka (DP) minimal 50 persen atau Rp 50 ribu.
"Katanya, barang itu ada di kantornya. Dia bisa menelepon distributor agennya untuk mengirim ke sini," lanjutnya.
Entah kenapa, Endah hanya manggut-manggut. Dia mengaku seperti terbius. Entah karena gendam atau bukan.
Yang jelas, dia akhirnya kembali merogoh uang Rp 50 ribu.
Dua sales tersebut lantas menjabat tangan Endah dan meminta menunggunya di rumah. Kompor gas dijanjikan datang sekitar satu jam.
Kedua sales kemudian pergi tanpa memberikan satu pun nomor telepon maupun alamat.
Endah baru menyadarinya setelah satu jam. Dia sebenarnya masih malu untuk menceritakan kejadian itu.
Sales tersebut hanya sekali mendatangi kawasan perumahannya. Sebelum dan sesudah pertemuan itu, Endah tidak pernah menjumpai dua sales tersebut.
Kebanyakan sales memang selalu punya trik agar barangnya laku. Itu juga disadari polisi.
Pada dasarnya, konsumen yang merasa tertipu punya hak untuk melapor ke pihak berwajib.
''Kalau untuk penipuan penjualan produk, sudah ada UU Perlindungan Konsumen,'' terang Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Shinto Silitonga. (did/c7/fal/flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelajar Ditodong Pistol, Sepeda Motor pun Digasak Begal
Redaktur : Tim Redaksi