Duh...Rupiah Berpotensi Terus Melemah

Senin, 08 Juni 2015 – 08:16 WIB
Foto: dok.Jawa Pos

JAKARTA - Mengejutkan, indeks harga saham gabungan (IHSG) berhasil berbalik menguat pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu di level 5.100,572. Namun, itu bukan berarti fase lesu Bursa Efek Indonesia (BEI) akan berakhir. Pada perdagangan awal pekan ini IHSG masih rawan koreksi.
       
Head of Research PT NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada memperkirakan, IHSG akan berada pada rentang support 5.070-5.080 dan resistance di 5.150-5.175. Secara teknikal, indikator MACD masih melanjutkan pelemahan dengan histogram negatif lebih panjang.

"Laju IHSG secara tren masih menunjukkan pelemahan, namun akhir pekan lalu laju IHSG mencoba berbalik naik," ungkapnya kemarin.
       
Kenaikan akhir pekan lalu itu diharapkan berlanjut, meski investor disarankan tetap berhati-hati karena dikhawatirkan hanya sesaat. Bursa saham global akhir pekan lalu juga ditutup negatif, terutama bursa AS dan Eropa.

BACA JUGA: Toyota Berharap Momen Lebaran Dongkrak Penjualan

Bursa saham AS mendarat di zona merah setelah indeks Dow Jones Industrial turun 0,31 persen, indeks Nasdaq melemah 0,22 persen, dan indeks S&P 500 drop 0,14 persen.
       
Rilis kenaikan nonfarm payrolls, manufacturing payrolls, dan government payrolls belum mampu membawa bursa saham AS ke zona positif. Rilis tersebut menimbulkan spekulasi kenaikan suku bunga The Fed dapat dipercepat dari perkiraan sebelumnya akhir tahun ini.

"Akibatnya, nilai USD dan yield obligasi (10 years US Treasury) naik dan berimbas negatif pada bursa saham AS," kata Reza.
       
Di sisi lain, USD terus menguat terhadap mata uang global termasuk rupiah. Kurs rupiah kini di bawah level support Rp 13.252 per USD.

BACA JUGA: Target Raup Rp 7.000 Triliun dari Izin Prinsip Investasi

"Berat untuk rupiah (sementara ini) mampu berbalik positif, terkecuali ada sentimen yang bagus untuk pembalikan arah. Sepanjang belum ada sentimen positif, kurs rupiah masih berpotensi melemah," ulasnya. (gen/oki)

 

BACA JUGA: Soal Kajian Tembakau, Akademisi pun Harus Objektif

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anak Perusahaan Wika Incar Kontrak Pengadaan Beton Pracetak


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler