jpnn.com, JAKARTA - Warganet menyatakan dukungannya terhadap pemerintah untuk menindak tegas pelaku industri pengolahan susu (IPS) yang enggan bermitra dengan peternak sapi perah lokal.
Hal itu terkuak dalam poling yang dilakukan pegiat media sosial (medsos) sekaligus pemerhati susu segar dalam negeri Maman Suherman.
BACA JUGA: IPS & Importir Tak Usah Ragu Bermitra dengan Peternak Lokal
Maman menjelaskan, sebanyak 95 persen warganet yang mengikuti poling setuju jika pemerintah memberikan sanksi tegas kepada industri pengolahan susu (IPS) yang nakal.
"Mereka memperlihatkan kepedulian bahwa jika peraturan dilanggar, ya, sanksinya harus ditegakan. Yang paling penting buat saya esensinya adalah, ayo, dong, kita dukung peternak lokal. Jangan dibiarkan merana kemudian hilang begitu saja," kata Maman, Sabtu (10/3).
BACA JUGA: 2020, Indonesia Darurat Susu Segar Dalam Negeri
Pria yang akrab dipanggil Kang Maman itu menambahkan, dukungan dari publik seharusnya membuat pemerintah tidak takut menegakkan aturan yang sudah dibuat.
Menurut dia, pemerintah harus berani memberi sanksi tegas untuk mendorong industri pengolahan susu agar mau bermitra dengan peternak sapi lokal.
BACA JUGA: IPS Ogah Bermitra dengan Peternak, Kuota Impor Harus Dikaji
"Kalau ada peraturan kementerian, ya, jangan cuma berhenti di peraturan, harus ditegakkan. Sebab, niatnya di peraturan, kan, bagaimana industri pengolahan susu mau bermitra dengan mereka peternak sapi perah lokal," kata Kang Maman.
Survei menggunakan medsos itu juga menyoroti persepsi publik terhadap kesejahteraan peternak sapi perah lokal.
Mayoritas responden menilai kesejahteraan peternak sapi perah lokal masih terlihat sulit berkembang.
Menurut Kang Maman, hal ini disebabkan oleh banyak industri pengolahan susu yang lebih memilih membeli susu secara impor daripada membeli dari peternak lokal.
"Sebab, itu dianggap lebih menguntungkan daripada susu sapi perah lokal yang dianggap kalah bersaing dari segi harga, higienitas dengan susu impor," kata Kang Maman.
Atas dasar itu kemudian Kang Maman melakukan survei medsos dengan tujuan mendorong negara untuk hadir membantu para peternak lokal.
Lewat akun Twitter @maman1965, survei medsos itu disebarkan selama rentang waktu satu minggu.
"Teknis surveinya di medsos saja, siapa yang mau ikut di angket kemudian di medsos mereka kirim jawaban aja. Cuma meminta opini dan pendapat orang saja," kata Kang Maman. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Harus Sanksi Industri Pengolahan Susu Bandel
Redaktur & Reporter : Ragil