Dukung Prabowo, Nurhayati Assegaf Cs Dianggap Permalukan SBY

Rabu, 18 Juni 2014 – 14:55 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono dinilai sudah tidak memegang penuh komando partai yang pernah merajai Pemilu Legoslatif 2009 itu. Sebab, pernyataan Yudhoyono bahwa partainya netral di pemilu presiden (pilpres) tahun ini justru tak sejalan dengan kader-kader PD yang terang-terangan mendukung kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Menurut politisi Partai Hanura, Yuddy Chrisnandi, keputusan ratusan anggota Fraksi Partai Demokrat DPR mendeklarasikan dukungan ke Prabowo-Hatta menunjukkan sikap politik SBY sudah bukan jadi acuan bagi kader partai yang pernah dipimpin Anas Urbaningrum itu.  “Pak SBY yang memilih bersikap netral bagaikan telah kehilangan tongkat komandonya, sementara kader-kadernya malah bermanuver,” kata Yuddy di Jakarta, Rabu (18/6).

BACA JUGA: Mantan Sekjen Kemlu Bantah Perintahkan Pemberian Uang Lelah

Yuddy yang kini menjadi anggota Tim Pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla itu lantas encontohkan kontradiksi yang terjadi pada dukungan para anggota FPD ke Prabowo-Hatta. Yuddy menilai pernyataan Prabowo saat debat calon presiden Minggu (18/6) lalu bahwa ada kebocoran keuangan negara hingga melebihi Rp 1000 triliun per tahun jelas menyudutkan kepemimpinan Presiden Yudhoyono.

Namun, lanjut Yuddy, justru Ketua FPD DPR Nurhayati Assegaf memilih mendukung Prabowo. Yuddy menilai Nurhayati sebagai Ketua FPD DPR tak bisa menerjemahkan sikap politik SBY.

BACA JUGA: Jokowi Anggap Mudah Pembebasan Tanah untuk Infrastruktur

Yuddy menegaskan, SBY pasti punya pertimbangan matang sehingga memilih netral. Mantan anggota Komisi Pertahanan DPR itu menegaskan, SBY tentu tahu betul perjalanan karier Prabowo saat masih aktif di militer.

”Bahkan Pak SBY ikut menandatangani keputusan Dewan Kehormatan Perwira yang menghentikan  Prabowo akibat tindakannya yang dianggap  melanggar sumpah Sapta Marga. Kalau Fraksi Partai Demokrat berbondong-bondong mendukung Prabowo, ya sama sja itu mempermalukan SBY. Nurhayati kurang memahami posisi SBY dalam DKP tersebut," ujar Yuddy.

BACA JUGA: Kubu Jokowi-JK Terus Sudutkan Prabowo-Hatta soal TPID

Sebelumnya, pengamat politik dari IndoBarometer, M Qodari justru mengatakan bahwa manuver elit PD mendukung Prabowo-Hatta ternyata tak otomatis membuat pemilih partai berlogo bintang mercy itu ikut-ikutan memilih duet yang diusung Koalisi Merah Putih tersebut. Sebab, dari survei IndoBarometer justru menunjukkan ada 47,6 persen pemilih PD yang bakal memilih Jokowi-JK. Sedangkan pemilih PD yang akan memilih Prabowo-Hatta hanya 36,6 persen saja, sementara 15,9 persen sisanya  belum menentukan pilihan.(jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 50 Persen Honorer K2 yang Lulus Ternyata Bodong


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler