Dulu Jualan Keliling untuk Biaya Kuliah, Kini Tembus Pasar Internasional

Minggu, 06 Maret 2016 – 20:08 WIB
Freddy Sinatra (kanan) dan anaknya Lio Adrian yang sukses menjalankan bisnis Susan Photo Album hingga menembus internasional. FOTO: BCA for jpnn.com

jpnn.com - SEMARANG - Freddy Sinatra tak pernah membayangkan bisnis yang bermula dari iseng untuk menabung biaya kuliah dan menambah uang jajannya, malah berkembang menjadi perusahaan sukses. Bahkan, dia dulu sempat berjualan keliling, tapi kini mampu menembus pasar internasional.

Pria bernama Freddy Sinatra itu adalah sosok berjiwa seni yang ulet dalam menggeluti dunia bisnis. Tentu, usahanya dalam merintis usaha album foto kecil-kecilan sejak tahun 1964 hingga mampu berkembang pesat sekarang, bukanlah perjalanan sederhana.

BACA JUGA: GAWAT! Kubu Agung Bisa Gelar Munaslub

Freddy sempat berjualan keliling sembari menenteng album foto hasil kreativitas tangan dinginnya, untuk dijual ke toko-toko di Kota Semarang. 

Dia juga mengaku tidak menyangka bila bisnis album foto yang diberi nama 'Susan Photo Album' tersebut mendulang sukses di lingkup nasional. 

BACA JUGA: Pemerintah Pengin Hapus Lokalisasi, Palangka Raya Kok Dukung?

Bahkan sejak tahun 2000-an, nama perusahaan 'Susan Photo Album’ kian melejit. Sebab, produksi album foto miliknya bahkan mampu menembus pasar internasional,di antaranya Australia dan Singapura.

"Saya tidak menyangka bila bisnis ini bisa berkembang pesat. Saya memulai bisnis album foto ini hanya iseng, bermodal niat, agar bisa menambah uang jajan dan mengumpulkan uang untuk melanjutkan kuliah," kata pria kelahiran Blitar tahun 1946 saat ditemui Jawa Pos Radar Semarang (JPNN Group) di kantornya di Kawasan Industri Candi Jalan Gatot Subroto Ngaliyan Semarang, belum lama ini.

BACA JUGA: Musibah KM Rafelia II, Komisi V DPR Bilang Begini

Dikisahkan, sejak awal memulai bisnis tersebut, Freddy berusaha mencari ide untuk membuat kreativitas melalui tangan sendiri. Mulai mencari bahan, membuat, dan sekaligus memasarkannya secara tradisional. 

"Saya jualan keliling ke toko-toko untuk menawarkan album foto tersebut," kata suami dari Lanny Riana Dewi ini. Pada awalnya, pria yang menyukai dunia seni ini dibantu oleh dua tenaga untuk membuat album foto. Di antaranya bertugas memotong dan melakukan pengepakan. Dalam sebulan, Freddy mengaku hanya mampu menghasilkan sebanyak 20 album foto. 

"Tidak masalah, berapapun kemampuan produksi album foto saat itu, tetap kami jual," ujar ayah dari dua orang anak,Lio Adrian dan Olivia Susanti. Dia berprinsip, dalam berbisnis, setiap apa yang dilakukan adalah memberi pelayanan terbaik kepada langganan.

Termasuk menjamin kualitas produk dengan sebaik-baiknya, kreatif, inovatif dan menarik. Sehingga setiap pelanggan yang dikunjungi merasa puas. Lambat laun, hal itu membuat ia dibanjiri pesanan. 

"Pesanan album foto terus meningkat hingga usaha ini berkembang," kata pria yang memiliki motto hidup 'maju terus' ini. Nama Susan Photo Album inipun banyak dikenal publik di Indonesia, bahkan hingga keluar negeri. Tentu saja, omzet perusahaan juga mengalami pertumbuhan pesat. 

Bahkan hingga tahun 2016 ini, Susan Photo Album memiliki karyawan kurang lebih 200 orang, termasuk tenaga produksi dan staf. 

"Dalam bisnis ini kami berjalan apa adanya. Selain niat tulus dan bersungguh-sungguh, modal lain barangkali karena memiliki jiwa seni. Prinsipnya, saya harus bekerja keras dan tidak dipengaruhi siapapun," cetusnya.

Kenapa memilih nama Susan? Ternyata 'Susan' bukan nama orang atau tokoh terkenal. Susan tersebut dipilih hanya berdasarkan pertimbangan senderhana yakni mudah diucapkan untuk semua kalangan. Baik untuk masyarakat pribumi maupun orang luar negeri. 

"Itu bukan nama istri saya. Memilih nama Susan karena mudah diucapkan dan diingat. Orang luar negeri menyebutnya juga mudah, orang Indonesia juga mudah," terangnya. Bagaimana bisnis album foto yang terbilang 'jadul' bisa bersaing di zaman digital seperti sekarang ini? Freddy mengatakan harus terus memiliki inovasi termasuk dalam bidang digital. 

Di antaranya inovasi dengan menggunakan e-marketing, merambah sistem e-commerce, online store, sehingga bisa lebih dekat dengan konsumen. Meski demikian, Susan tidak meninggalkan pendekatan personal ke para pelanggan maupun agent menjadi mitra pendukungnya sejak awal.

Kini Freddy telah menyerahkan tonggak estafet bisnis tersebut kepada putra pertamanya, Lio Adrian. Lio sendiri mengaku melihat prospek yang menjanjikan dalam bisnis tersebut meski banyak orang menilai bahwa market album foto itu sudah ketinggalan zaman. 

"Bukan mati, tapi beralih, maka kami terus melakukan inovasi dari foto album konvensional menjadi lebih modern sesuai tuntutan jaman. Banyak pelaku business, corporate dan komunitas fotografi yang bekerjasama dengan kami. Banyak juga fotografer di dalam dan di luar negeri yang sudah menggunakan produk kami," tegasnya.

Lio sendiri tampak matang untuk mengembangkan bisnis yang diwariskan orang ayahnya tersebut. Tak heran, jaringannya saat ini tersebar di sejumlah negara. 

"Saat ini, kami tidak hanya menjual album foto, tetapi juga berperan sebagai konsultan yang memberi edukasi dan membantu rekanan kami untuk lebih memajukan business mereka ," katanya. Lebih lanjut kata Lio, kini ia terus mengembangkan bisnis tersebut lewat e-commerce, pembuatan buku foto, art work printing, foto album, corporate packaging , hingga menciptakan brand-brand baru di luar negeri secara online maupun offline.

Selain itu, Freddy memang terbukti pebisnis sejati. Sebab, selain mendulang sukses dalam bisnis album foto, ia juga merambah bisnis lain dalam bidang salon kecantikan, bridal, spa dan restoran. Semua bisnisnya diberi nama "Susan". 

Diversifikasi bisnisnya ini dikelola oleh istri dan putrinya tercinta yang memang gemar menekuni dunia kecantikan dan kuliner. Meski begitu, Freddy mengaku setiap bisnisnya berjalan tanpa direncanakan.

Bahkan ia mengaku hampir setiap bisnis yang dilakoninya tidak melalui pemikiran terencana. "Semuanya awalnya mengalir apa adanya," pungkas pria yang bangga terhadap masakan Indonesia ini. 

Dalam menjalankan bisnisnya, Freddy memilih PT Bank Central Asia Tbk (BCA) sebagai mitra setianya. Sebagai nasabah dan mitra bisnis, Freddy mengakui banyak kenyamanan dan kemudahan yang ia rasakan. Ia juga puas karena BCA memiliki pelayanan yang cepat tanggap serta jaringan yang luas. (amu/bca/adv)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ireng Maulana Pernah Bekerja sebagai Penarik Bemo


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler