Dulunya Tenggelam, Terhempas Bencana Dahsyat, Kini Jadi ‘Surga’

Sabtu, 23 Juli 2016 – 13:50 WIB
Tampak upacara adat menangkap ikan secara tradisional, dikenal dengan festival Mane'e di perairan Pulau Intata, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara. FOTO: Manado Post/JPNN.com

jpnn.com - TAK ada penghuninya. Ya, benar. Pulau Intata memang tak dihuni. Ini akibat bencana gempa yang diikuti tsunami yang menghempas dan memisahkan Intata dari Kakorotan pada tahun 1600-an.

Saat bencana dahsyat kala itu, sebagian Pulau Intata tenggelam dan penduduknya hanyut. Hingga kini, penduduk di sana hanya tinggal di Kakorotan.

BACA JUGA: Memiriskan Hati, Anak-anak Berangkat Sekolah Lewat Jalan Berlumpur

Pasir putih selembut tepung. Air yang jernih membuat dasar laut tampak transparan. Setiap bulan Mei, dilangsungkan upacara adat menangkap ikan secara tradisional, dikenal dengan festival Mane'e.

Di saat itu, pulau 'Surga' (julukan masyarakat) ini ramai dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara. Tahun lalu, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti ikut larut dalam Mane'e.

BACA JUGA: Merinding! Sesajen Dilempar ke Kawah saat Bromo Erupsi

"Gembira dan menikmati festival menangkap ikan dengan tangan itu,” ujar Kadis Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Utara, Dr Jetty Pulu.

Sebuah kearifan milik warga Kakorotan yang digelar di Pulau Intata. Mereka memanggil ikan dengan cara menggiringnya melalui jaring yang terbuat dari janur dan tali hutan sekira 3,5 kilometer.

BACA JUGA: Kisah Anak Autis Hilang Dua Kali, Ortu Tanya Paranormal

Proses menangkap ikan memakan waktu setahun penuh. Dimulai dengan "eha", sebuah masa dimana setiap warga siapapun itu, dilarang menangkap ikan di wilayah Intata. Warga Kakorotan mematuhi aturan itu.

"Jika tidak mematuhi, ada sanksi adat yang menanti," ucap Jetty seperti dilansir Manado Post (JNN Group).

Seminggu sebelum Mane'e digelar, dilakukan tahapan akhir. Di antaranya persiapan penentuan waktu yang tepat. Juga pengambilan janur dan tali hutan serta berdoa bersama.

Puncaknya saat ratusan orang baik warga lokal maupun para turis menarik janur di laut, diikuti penangkapan ikan bersama-sama. Dengan tangan kosong.

Pulau Intata terletak di bagian utara Pulau Sulawesi yang berbatasan langsung dengan Filipina. Pulau ini hanya memiliki luas 0,15 kilometer persegi.Sebagian besar wilayah ini ditumbuhi pohon kelapa.

Di bagian selatan dan barat terdapat pasir putih. Sementara di bagian timur pantainya berbatu.

Secara administratif, Pulau Intata masuk dalam Kecamatan Nanusa, Kabupaten Kepulauan Talaud, dengan dibatasi Samudera Pasifik di sebelah timur dan Pulau Kakorotan di sebelah selatan.

Di Pulau Intata tidak tersedia penginapan, karena pulau ini tidak berpenghuni. Tapi jangan khwatir, warga Kakorotan sangat ramah. Mereka sering menyediakan tempat untuk Anda beristirahat. Gratis pula.

"Jika datang saat air pantai surut, maka Anda akan melihat jembatan pasir yang menghubungkan Pulau Intata dan Kakorotan,” kata Jetty.(JPG/mp/ctr-4/adr/fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ngeri, Bromo Masih Erupsi tapi Pengunjung Makin tak Terkendali


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler