ROMA - Keberhasilan pasukan oposisi Libya memasuki dan menduduki sebagian Kota Tripoli kemarin (22/8) menuai reaksi positif dari berbagai belahan duniaPara pemimpin dunia pun menyatakan keyakinan mereka bahwa rezim Muammar Kadhafi, 69, kalah
BACA JUGA: Tripoli Jatuh, Kadhafi Sembunyi
Itu berarti berakhir sudah kepemimpinan Kadhafi selama 42 tahun.Selebrasi kekalahan Kadhafi bahkan sudah dirayakan oleh warga Libya yang tinggal di seluruh dunia luar negeri
BACA JUGA: Raja-Ratu Swedia Ditolak Resto Jerman
Pemandangan tersebut, antara lain, terlihat di Kuwait dan beberapa negara-negara Arab lain dan di Erop.Meskipun Tripoli belum berada di bawah kendali penuh kelompok oposisi, ribuan warga Libya meluapkan suka cita di kota asal masing-masing
Sejumlah orang dengan suka cita meneriakkan takbir
BACA JUGA: Pesawat Carter Jatuh di Arktik, 12 Tewas
"Allahu Akbar," seru mereka sebagai pernyataan syukur atas jatuhnya rezim KadhafiSebagian warga yang lainnya mencemooh dan menistakan potret pemimpin yang senang memperlihatkan potongan rambut ala Afrika itu"Tak ada lagi rambut keriting," ujar warga.Sejumlah pemimpin Eropa pun mengimbau Kadhafi agar segera menyerahkan diri guna menghindari pertumpahan darah lebih lanjutPara pemimpin Eropa mulai berani menggambarkan masa depan hubungannya dengan Libya
"Waktunya sudah habisTidak ada alternatif lain (bagi Kadhafi) kecuali menyerah dan dengan rela menjalani proses hukum yang berlaku," tegas Menteri Luar Negeri Italia Franco Frattini mengomentari posisi Kadhafi saat iniBersamaan dengan itu, Italia juga mengirimkan tim khusus ke Kota BenghaziTim itu bertugas membantu oposisi memperbaiki kota dan memulihkan produksi minyak.
Pesan senada disampaikan Presiden Barack Obama pada Minggu lalu (21/8) waktu ASObama mengimbau Kadhafi menerima kenyataan dan menyerah tanpa perlawanan"Cara paling sederhana untuk mengakhiri pertumpahan darah adalah Kadhafi dan seluruh rezimnya mengakui bahwa masa kekuasaan mereka telah berakhir," tuturnya
Prancis pun langsung menjadwalkan pertemuan khusus tentang Libya pekan depanPemerintahan Presiden Nicolas Sarkozy berharap bisa merancang masa depan yang lebih baik dengan Libya pasca tergulingnya KadhafiSikap yang sama disampaikan oleh Inggris dan ASSaat kali pertama revolusi sipil bergulir di Libya, tiga negara sekutu itu paling gencar mendesak PBB merestui aksi militer terhadap negara tersebut.
"Rezimnya sudah cerai beraiKadhafi harus menyudahi pertempuran tanpa syarat," kata Perdana Menteri (PM) Inggris David Cameron di LondonDia juga berjanji akan membantu pemerintahan Dewan Transisi Nasional (NTC) untuk membenahi LibyaSebagai langkah awal, Cameron memerintahkan seluruh diplomatnya yang ada di Benghazi untuk kembali ke Tripoli.
Dari Brussels, Belgia, Uni Eropa (UE) mendeklarasikan janjinya untuk membantu NTC mendirikan pemerintahan baru yang lebih demokratis di Libya"Kami akan tetap mendukung proses pemulihan ekonomi di Libya berdasar keadilan sosial, keterbukaan, dan integritas wilayah," kata jubir UE saat membacakan pernyataan bersama kemarin
Meski begitu, risiko buruk jika Kadhafi ngotot bertahan tetap menjadi salah satu bahan pertimbangan negara-negara sekutu ASSalah satunya adalah SwediaLewat pidato yang disiarkan oleh stasiun televisi nasional, PM Fredrik Reinfeldt mengimbau masyarakat dunia tetap waspadaMenurut dia, menyeret Kadhafi ke Pengadilan Kriminal Internasional bukanlah perkara mudah
"Masih tersisa kemungkinan bahwa kekerasan di Libya akan semakin meningkatSaat ini, kita justru berada pada masa-masa yang paling gentingSebab, ada sangat banyak kelompok militan yang menyandang senjata di luar sana, dan semuanya siap menghabisi siapapun yang menghalangi kemenangan mereka," pesannya seperti dikutip Kantor Berita TT(AP/AFP/hep/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Roket Hamas Hujani Israel, Jalur Gaza Memanas
Redaktur : Tim Redaksi