Tripoli Jatuh, Kadhafi Sembunyi

Tiga Anaknya Ditahan

Selasa, 23 Agustus 2011 – 03:18 WIB
Muammar Kadhafi dalam pidato televisi pada 22 Februari 2011 menolak pengunduran diri. foto: AFP
TRIPOLI - Revolusi Arab yang berkobar sejak akhir tahun lalu memakan korban satu diktator lagiSetelah Zine El Abidin Ben Ali di Tunisia dan Hosni Mubarak di Mesir, kini giliran Muammar Kadhafi di Libya juga harus kehilangan takhta.

Memang, pemimpin 69 tahun itu secara de jure belum menyerah

BACA JUGA: Raja-Ratu Swedia Ditolak Resto Jerman

Tapi, secara de facto, dia sudah habis menyusul jatuhnya ibu kota Tripoli kemarin (22/8) ke tangan pemberontak yang melawan kekuasaannya sejak enam bulan silam.

Tripoli adalah benteng terakhir pertahanan sang kolonel yang menguasai Libya sejak berhasil mengudeta Raja Idris pada 1969 tersebut
Sembilan puluh lima persen wilayah Tripoli berada dalam kontrol pemberontak, termasuk Green Square, lapangan di jantung Kota Libya yang selama ini menjadi simbol kekuasaan Kadhafi.

Sebanyak 1.300 orang juga dilaporkan meninggal di Tripoli dalam pertempuran sengit antara dua kubu yang berlangsung sejak Sabtu malam lalu (20/8) waktu setempat

BACA JUGA: Pesawat Carter Jatuh di Arktik, 12 Tewas

Kubu anti-Kadhafi juga telah menahan dua anak Kadhafi, yaitu Saif al-Islam dan Al-Saadi
Seorang anak Kadhafi lainnya, Muhammad, menyerahkan diri.

Kadhafi dan sisa pasukannya yang setia di bawah pimpinan putra termudanya, Khamis, hanya bertahan di seperlima wilayah kota yang terletak di tepi Laut Mediterania tersebut

BACA JUGA: Roket Hamas Hujani Israel, Jalur Gaza Memanas

Yakni, di sebelah barat daya yang meng-cover kompleks kediaman Kadhafi, Bab al-Aziziya, dan hotel terkenal di kota itu, Hotel Rixos.

Pertempuran sengit masih terjadi hingga tadi malam WIBGerak pasukan pemberontak dihadang sniper dan tank yang dikerahkan dari kompleks Bab al-AziziyaTapi, perlawanan itu diperkirakan tak bertahan lamaDalam hitungan beberapa jam, pemberontak, tampaknya, bakal bisa menguasai wilayah tersisa dari Tripoli tersebut.

"Setelah empat jam dalam kondisi tenang menyusul selebrasi jalanan (merayakan jatuhnya Kadhafi), tiba-tiba muncul tank dan truk pikap mengangkut tentara bersenjata berat dari Bab al-Aziziya dan mulai melepaskan tembakan ke arah Assarin Street serta wilayah al-KhalifaMereka menembak secara acak ke segala penjuru tiap kali ada tembakan balasan," ujar Nouri Echtiwi, juru bicara pemberontak, sebagaimana dikutip Daily Mail.

Tapi, di ujung kekuasaannya itu, hingga berita ini ditulis, belum diketahui pasti keberadaan Kadhafi yang absen dari muka publik sejak 12 Juni laluSehari sebelumnya, beredar kabar bahwa dia telah melarikan diri ke Tunisia bersama dua putranya, Mu"tasm dan Hannibal.

Kini, seiring jatuhnya Tripoli, Kadhafi diyakini bersembunyi di bungker di bawah Bab al-AziziyaKompleks kediaman Kadhafi seluas 6 kilometer persegi itu memang misteriusBanyak yang percaya di bawahnya ada semacam bungker yang terhubung dengan terowongan ke berbagai penjuru TripoliTermasuk, pintu keluar di sebelah selatan Libya.

Tempat persembunyian bawah tanah yang dipastikan tahan terhadap gempuran nuklir itu juga diyakini bisa menyimpan tank, pesawat, serta senjataMaret lalu, saat sukses menduduki Benghazi, para pemberontak menemukan serangkaian terowongan dan kamar di kedalaman 100 yard.

Dari tempat persembunyian yang masih misterius itulah Kadhafi kembali mengirimkan pesan audio yang isinya mengecam keterlibatan Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis kemarinDia juga mengingatkan warga Libya bahwa negara mereka bakal semakin kacau-balau kalau pemberontak berkuasa"Pasukan saya akan terus melawan sampai titik darah penghabisan," tegas Kadhafi dalam pesannya seperti dikutip Associated Press.

Beredar pula kabar bahwa perwakilan Kadhafi telah menemui perwakilan Uni Afrika di Afrika SelatanUni Afrika diperkirakan menawarkan pengasingan bagi Kadhafi ke Angola atau Zimbabwe.

Sementara itu, Dewan Transisi Nasional (NTC), organisasi yang memayungi kalangan pemberontak Libya, menjamin keselamatan anak-anak Kadhafi yang ditahanTerutama Saif yang selama ini dianggap calon kuat penerus sang bapak.

"Dia (Saif) ditahan di tempat yang aman di bawah pengawalan ketat sampai kelak diserahkan ke proses hukum," jelas Mustafa Abdel Jalil, ketua NTC, kepada majalah Prancis Le Monde.

Saif al-Islam, 39, semula memiliki hubungan yang sangat erat dengan BaratPenyandang gelar MBA dari IMADEC University di Wina, Austria, itu sempat diprediksi bakal memimpin Libya secara lebih moderat dibandingkan sang bapak.

Tapi, saat pemberontakan di Libya mulai meletus, anak pertama Kadhafi dari pernikahan kedua itu berubah menjadi sangat radikal dalam membela kepentingan sang ayahPengadilan Kriminal Internasional telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk dia dan menunggu pria berkacamata itu ditransfer ke Den Haag, Belanda.

Saadi lebih dikenal sebagai penggila sepak bolaKapten timnas Libya sekaligus ketua Federasi Sepak Bola Libya tersebut pernah merumput sekali di Serie A Italia bersama PerugiaPria 37 tahun itu juga memimpin pasukan khusus LibyaSelanjutnya, Muhammad merupakan anak tertua Kadhafi dari istri pertama yang selama ini memimpin perusahaan yang bergerak di bidang komunikasi dan satelit.

Sementara itu, keberhasilan kubu pemberontak menguasai Tripoli tak lepas dari kerja sama apik antara pemberontak, warga Tripoli yang anti-Kadhafi yang diam-diam selama ini telah dipersenjatai (disebut sleeper cell atau sel tidur), dan bantuan NATODimulai serangan udara NATO yang diulang hingga 16 kali sejak Jumat malam (19/8) untuk membuka jalan, pasukan pemberontak mengepung Tripoli dari berbagai sudut pada Sabtu tengah malam.

Ada yang bergerak dari Distrik Tajoura di bagian timur kota yang mendapat bantuan tambahan 200 personel pemberontak yang datang dari Misrata lewat lautTapi, yang paling signifikan adalah pasukan yang bergerak dari Zawiyah, kota di sebelah barat Tripoli.

Mereka dengan cepat menaklukkan Jaddayim dan Mayah, dua wilayah pinggiran TripoliDi Mayah itulah brigade pimpinan Khamis Kadhafi yang terkenal bengis bermarkas.

Boleh dibilang, pasukan pemberontak tak menemui perlawanan berarti sepanjang perjalanan menguasai TripoliGreen Square diduduki dan pada pukul 02.30 waktu setempat selebrasi jalanan besar-besaran merayakan jatuhnya Kadhafi sudah berlangsung di Tripoli.

Pasukan pro-Kadhafi ditarik dengan cepatDiduga kuat, mereka sengaja dikonsentrasikan di Bab al-Aziziya"Mereka (pasukan pro-Kadhafi) pergi dengan terburu-buruPasukan pemberontak pun masuk Tripoli dengan mulus," kata Majid el-Haif, seorang warga Siyahiya, wilayah pinggiran Tripoli, kepada New York Times(c5/ttg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kadhafi Kabur ke Tunisia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler