Akhirnya hari Jumat, akhir pekan segera tiba.

Supaya Anda tetap mengikuti perkembangan dunia dalam 24 jam terakhir, kami sudah merangkum sejumlah laporan utama.

BACA JUGA: Klaim Dipersekusi, Donald Turmp Merasa Terlalu Kuat, Tak Bisa Dilawan

Anda sedang membaca Dunia Hari Ini, edisi 4 Agustus 2023, dengan berita pertama dari Amerika Serikat.Trump mengaku tak bersalah

Mantan Presiden Amerika Serikat yang berusia 77 tahun, Donald Trump, mengaku tidak bersalah atas keempat dakwaan di hadapan Hakim Federal Moxila Upadhyaya.

BACA JUGA: Fasilitas Eskpor Sapi Australia Sangat Terpukul Akibat Larangan Pemerintah Indonesia

Jaksa menuduh Trump berkonspirasi untuk menipu Amerika Serikat dengan mencegah Kongres mengesahkan kemenangan Joe Biden dan merampas hak warga untuk pemilihan yang adil.

Klaim palsunya tentang penipuan pemungutan suara membuat para pendukungnya menyerang gedung US Capitol pada 6 Januari 2021.

BACA JUGA: World Dwarf Games Berikan Kesempatan Bagi Atlet Kerdil Sedunia Untuk Tunjukan Kemampuan

Setelah meninggalkan pengadilan, Trump mengatakan ini adalah "hari yang sangat menyedihkan bagi Amerika."Insiden tikaman di Korea Selatan

Seorang pria berusia 60-an dinyatakan meninggal, dan setidaknya sembilan menderita luka tikaman serta empat lainnya terluka di kota Seongnam, di selatan Seoul.

Polisi menangkap seorang pria berusia 20-an di tempat kejadian, tapi mengatakan motifnya masih belum jelas.

Saksi mengatakan kepada Kantor Berita Yonhap, pria itu mengenakan pakaian hitam dan kacamata hitam sambil memegang pisau sepanjang 50 hingga 60 sentimeter.

Sebuah mobil hatchback Kia berwarna putih dengan jendela depan pecah dan ban depan pecah terlihat di trotoar dekat stasiun kereta bawah tanah Seohyeon.Korea Utara mengaku menahan tentara AS

Korea Utara mengakui menahan Travis King, tentara Amerika Serikat yang melintasi perbatasan dengan penjagaan ketat Korea Selatan bulan lalu.

Dalam pernyataannya, Komando PBB, pasukan multinasional pimpinan AS yang mengawasi gencatan senjata Perang Korea, mengatakan militer Pyongyang "telah menanggapi Komando PBB sehubungan dengan Private King."

"Agar tidak mengganggu upaya kami untuk membawanya pulang, kami tidak akan merinci kondisinya saat ini," kata sebuah pernyataan.

Namun, juru bicara Pentagon, Brigadir Jenderal Patrick Ryder mengatakan Korea Utara hanya mengakui permintaan PBB atas informasi tentang Travis.

"Saya dapat mengonfirmasi bahwa DPRK telah menanggapi PBB, tetapi saya tidak memiliki kemajuan kondisinya yang substansial untuk dibacakan," kata Brigadir Jenderal Ryder dalam konferensi pers.Aktivis Greenpeace ditangkap di Inggris

Lima pengunjuk rasa Greenpeace ditangkap setelah menutupi rumah pribadi Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak, dengan kain hitam untuk memprotes kebijakan pengeboran minyak.

Video yang diunggah oleh grup tersebut menunjukkan seorang kru yang mengenakan baju merah, helm, dan tali pengaman membawa tangga dan naik ke atap properti senilai A$3,87 juta di Yorkshire, Inggris utara.

Mereka perlahan membentangkan lembaran kain hitam panjang di bagian depan rumah dan memegang tanda kuning di atap bertuliskan "tidak ada minyak baru".

Protes berlangsung sekitar lima jam sebelum polisi membawa empat pengunjuk rasa turun dari atap sesaat sebelum jam 1 siang.Mayat ditemukan di perbatasan Texas-Meksiko 

Sesosok mayat ditemukan tersangkut di penghalang pelampung yang dipasang oleh otoritas Texas di sungai Rio Grande, yang melintasi perbatasan Amerika Serikat-Meksiko.

Kementerian luar negeri Meksiko mengatakan pihaknya masih mengidentifikasi jenazah dan menentukan penyebab kematiannya.

Pemerintah Texas memasang penghalang bulan lalu dan saat itu mengatakan pagar apung akan "membantu mencegah imigran ilegal yang mencoba menyeberangi sungai berbahaya ke Texas".

"Kami prihatin tentang dampak terhadap hak asasi manusia migran dan keamanan pribadi yang bisa ditimbulkan oleh kebijakan negara ini, karena mereka berlawanan arah dengan kolaborasi yang erat," kata kementerian Meksiko.

Pemerintah Texas belum memberikan komentar.

BACA ARTIKEL LAINNYA... UFO Pernah Kuasai Kontrol Rudal Nuklir Rusia, Nyaris Memicu Perang Dunia Ketiga

Berita Terkait