Anda sedang membaca Dunia Hari Ini, rangkuman berita-berita utama yang terjadi dalam 24 jam terakhir.

Kita awali edisi Kamis, 5 Desember 2024 dengan laporan dari Korea Selatan.

BACA JUGA: Dunia Hari Ini: Korea Selatan Membatalkan Darurat Militer

Proses pemakzulan presiden dimulai

Anggota parlemen Korea Selatan dari kelompok oposisi secara resmi mengajukan mosi pemakzulan terhadap Presiden Yoon Suk Yeoul, menuduhnya memberlakukan darurat militer untuk mencegah penyelidikan kriminal terhadap dirinya dan keluarganya.

Deklarasi darurat militer yang mengejutkan oleh Presiden Yoon dibatalkan oleh anggota parlemen, tetapi sempat membuat kekacauan termasuk demonstrasi warga.

BACA JUGA: Umumkan Darurat Militer, Presiden Korsel Langsung Ditinggal Para Penasihat

Pihak oposisi menuduh darurat militer diberlakukan Presiden Yoon "dengan maksud yang tidak konstitusional dan ilegal untuk menghindari penyelidikan yang akan segera dilakukan … terhadap dugaan tindakan ilegal yang melibatkan dirinya dan keluarganya".

"Ini adalah kejahatan yang tidak dapat dimaafkan, kejahatan yang tidak dapat, tidak boleh, dan tidak akan diampuni," kata anggota parlemen Kim Seung-won.

BACA JUGA: Darurat Militer Gagal, Presiden Korsel Hadapi Pembalasan Oposisi

Tuduhan jaringan penjualan bayi

Tiga belas perempuan dari Filipina dihukum karena tuduhan terkait perdagangan manusia di Kamboja dengan bertindak sebagai ibu yang dibayar untuk mengandung dalam jaringan penjual bayi.

Mereka dijatuhi hukuman empat tahun penjara setelah dinyatakan bersalah karena menjual, membeli, atau menukar seseorang untuk transfer lintas batas, kata Pengadilan Provinsi Kandal pada Senin malam.

Menurut putusan tersebut, dua dari empat tahun penjara ditangguhkan, yang berarti mereka tidak perlu menjalani hukuman penjara kecuali mereka dinyatakan bersalah atas kejahatan lain.

Pihak berwenang mengatakan bisnis yang merekrut para perempuan berpusat di Thailand.Israel tuduh Hamas eksekusi tahanannya

Israel mengatakan enam warganya yang disandera Hamas kemungkinan dieksekusi oleh Hamas di Gaza selatan pada bulan Februari, karena militer Israel melakukan serangan udara ke daerah tempat mereka ditawan.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) merilis temuan penyelidikan atas ekseskusi tersebut Selasa malam kemarin, dengan mengatakan kalau mereka tahu ada sandera di dekat daerah tersebut, mereka tidak akan melakukan serangan.

Jenazah keenam pria tersebut diambil dari sebuah terowongan dekat Khan Younis pada tanggal 20 Agustus, bersama dengan jenazah enam orang anggota Hamas.

Mereka yakin 101 sandera Israel masih ditahan di Gaza, meskipun diperkirakan hanya sekitar setengahnya yang masih hidup.Pasukan Suriah kuasai kota Hama

Kelompok yang disebut pemberontak mencoba menguasai wilayah barat laut Suriah dalam seminggu terakhir, mengancam kekuasaan Presiden Bashar Al-Assad.

Kemarin, pasukan yang setia kepada pemerintah Suriah, dengan didukung angkatan udara Rusia, mengusir pasukan pemberontak dari kota Hama.

Perang saudara di Suriah sudah berkecamuk sejak gerakan 'Arab Spring' pada tahun 2011, dan pertempuran baru-baru ini menyebabkan lebih dari 115.000 orang mengungsi, menurut PBB.

Para analis mengatakan serangan baru oleh pemberontak dan jatuhnya Aleppo mengguncang kekuasaan Presiden Assad.

"Rezim Assad bertempur dengan sengit dari tahun 2012 hingga 2016 untuk merebut kembali separuh kota, jadi kehilangan kota tersebut dengan begitu cepat merupakan kekalahan yang memalukan dan menggambarkan rapuhnya pemerintahan rezim di Suriah," kata Charles Lister dari lembaga Middle East Institute.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dunia Hari Ini: Belgia Memberikan Perlindungan Hak Bagi Pekerja Seks

Berita Terkait