jpnn.com - LONDON - Kekejaman Israel atas warga Gaza, Palestina, memicu protes di berbagai negara. Di London, Inggris, 15 ribu orang melakukan aksi berjalan kaki sambil membawa berbagai spanduk yang mengutuk tindakan negeri zionis tersebut kemarin (20/7). Mereka berjalan mulai dari Downing Street hingga Kensington, tempat kedutaan Israel.
Para demonstran itu menyerukan keadilan dan kebebasan untuk warga Palestina. Mereka juga meminta Israel menghentikan serangan.
BACA JUGA: Kotak Hitam MH17 di Tangan Pemberontak Pro-Rusia
"Warga Inggris telah melihat kebiadaban serangan Israel atas warga Gaza," ujar pemimpin Kampanye Solidaritas Palestina Sarah Colborne.
"Demonstrasi nasional akan memberikan kesempatan kepada masyarakat di seluruh Inggris untuk menyatakan bahwa serangan Israel sudah cukup. Pendudukan Israel atas Palestina dan serangan mereka ke Gaza harus dihentikan sekarang juga," tambahnya.
BACA JUGA: Ukraina Tuding Milisi Pro-Rusia Ambil 196 Mayat Korban MH17
Demonstran di London tersebut memang berasal dari berbagai wilayah di Inggris. Salah seorang demonstran adalah anggota parlemen dari partai Pekerja Diane Abbott.
"Kami meminta hentikan pendudukan dan keadilan untuk Palestina," ujarnya.
BACA JUGA: AS Sesalkan Sikap Milisi Pro-Rusia Batasi Investigasi
Di Turki demo juga terjadi di Ankara dan Istanbul Jumat (18/7). Namun, demo di Turki tersebut berujung kericuhan. Kedutaan Besar Israel di Ankara dan gedung konsulat di Istanbul menjadi sasaran amuk massa. Mereka melempari dua gedung tersebut dengan batu dan berbagai hal.
Polisi tidak sanggup membendung massa yang marah. Mereka menembakkan gas air mata. Besarnya massa yang melakukan aksi itu juga didorong pernyataan-pernyataan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan yang secara terbuka menyerang Israel. Erdogan menyebut Israel sebagai negara teroris dan pembunuh.
Dia juga menyamakan anggota parlemen Israel dari partai Ultra-Nasionalis Rumah Yahudi Ayelet Shaked seperti Hitler. Shaked memang menyatakan meminta tentara Israel menghabisi seluruh anak-anak dan perempuan di Gaza agar mereka musnah.
Pemerintah Israel kemarin (20/7) menyatakan akan mengurangi staf diplomatik di Turki. Mereka juga menyalahkan pemerintah Turki dan keamanan karena tidak mampu mengamankan situasi.
Protes serupa terjadi di negara-negara lain. Misalnya, di berbagai negara bagian Amerika Serikat (AS), Kanada, Jerman, Prancis, Negara-Negara Timur Tengah, dan Asia. Di Kashmir, India, demo berlangsung ricuh dan memakan satu korban jiwa. (Reuters/Time/The Wire/sha/c23/tia)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sudah Dijamin Ukraina dan Rusia, Keselamatan Tim Malaysia Masih Rawan
Redaktur : Tim Redaksi