jpnn.com, MANADO - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) kembali merekrut anak muda untuk menjadi duta damai dunia maya.
Kali ini 60 anak muda Sulawesi Utara (Sulut) dirangkul menjadi agen perdamaian sebagai duta damai dunia maya.
BACA JUGA: Banyak Tantangan Membina Napi Terorisme di Lapas
Mereka akan bergabung dengan 756 duta damai dunia maya seluruh Indonesia untuk menyebarkan pesan dan konten perdamaian dalam rangka penanggulangan terorisme di dunia maya.
“Kehadiran kalian tentu menjadi modal dan kekuatan berharga bagi BNPT untuk terus mewujudkan tujuan dan cita menjaga lingkungan dunia maya dan dunia nyata yang aman dan nyaman dari ancaman radikalisme dan terorisme,” kata Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis saat menutup Pelatihan Duta Damai Dunia Maya 2018 Provinsi Sulut di Hotel Mercure, Manado, Kamis (15/11).
BACA JUGA: Polri Pastikan Tak Ada Sabotase di Balik Nahas JT610
Menurut Hendri, kehadiran duta damai dunia maya di Sulawesi Utara menambah kekuatan dalam menyebarkan konten-konten positif dan perdamaian di dunia maya.
Rencananya, pada 2019, BNPT akan lebih memberdayakan pada duta damai dunia maya yang ada dan membawa go international di tingkat ASEAN, Asia, bahkan dunia.
BACA JUGA: Cegah Terorisme, Perkuat Koordinasi dan Kemampuan Aparat
Pelatihan duta damai dunia maya di Manado ini menghasilkan lima website damai yaitu www.waleleos.dutadamai.id, www.manguni.dutadamai.id, www.mapalus.dutadamai.id, www.tinutuan.dutadamai.id, www.paniki.dutadamai.id.
Pada kesempatan itu, dia juga menjelaskan tentang perkembangan terorisme. Menurutnya, fakta telah menunjukkan jalinan terorisme dan dunia maya telah menandai momentum lahirnya fenomena baru yang disebut terorisme di dunia maya (cyber terorism).
Dalam fenomena ini, kata Hendri, kelompok teroris secara fasih dan cerdas memanfaatkan jaringan internet sebagai metode dan alat baru dalam propaganda, indoktrinasi maupun rekrutmen.
Dia menambahkan, teroris lama lebih mengandalkan pada pola rekrutmen melalui hubungan kekeluargaan, pertemanan, ketokohan, dan lembaga keagamaan dan dilakukan dengan cara-cara tertutup dan pembaiatan langsung.
“Saat ini kita menyaksikan fenomena baru yang menjadikan media online (website, media sosial, dan social messenger) sebagai sarana propaganda dan rekrutmen. Pola rekrutmennya pun telah berubah dengan perekrutan terbuka dan pembaiatan tidak langsung yakni baiat melalui media atau dikenal ba’at online,” papar mantan Dansatintel Bais TNI ini. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gandeng TNI, BNPT Yakin Pencegahan Terorisme Kian Efektif
Redaktur & Reporter : Ragil