jpnn.com, JAKARTA - Pertumbuhan perdagangan via internet (e-commerce) di Indonesia membuat bisnis pergudangan semakin prospektif.
Kesempatan itu pun ditangkap salah satu pengembang properti domestik PT Fortune Mate Indonesia Tbk (FMII).
BACA JUGA: Bisnis e-Money, Bank Bisa Kalah oleh e-Commerce
Direktur FMII Aprianto Susanto menyatakan, perdagangan online membutuhkan tempat penyimpanan barang hingga beberapa tahun ke depan.
Dalam bisnis pergudangan, FMII menawarkan gudang kelas premium yang memiliki luas hingga 1.200 meter persegi.
BACA JUGA: Perkembangan e-Commerce Adang Pengusaha Ritel
Selama ini, rata-rata bangunan gudang di Indonesia hanya memiliki luas 400 hingga 480 meter persegi.
”Hingga saat ini, sudah 50 persen yang laku terjual. Harga yang ditawarkan adalah Rp 8 miliar,” ujarnya.
BACA JUGA: Traffic E-Commerce Melesat 30 Persen saat Ramadan
Bukan hanya e-commerce, perkembangan bisnis pergudangan juga tak terlepas dari terus meningkatnya pertumbuhan ekonomi sejak 2015.
Dalam rencana anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN), pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan meningkat hingga 5,3 persen.
”Pertumbuhan di atas lima persen ini pasti akan membuat sektor bisnis properti kian bergairah,” terangnya.
Bisnis pergudangan terbantu banyaknya insentif yang diberi pemerintah untuk bisnis properti.
Di antaranya, pemangkasan tarif pajak penghasilan (PPh) untuk pembelian rumah atau properti dari lima persen menjadi 2,5 persen. Selain itu, iklim investasi positif.
”Kami memprediksi tingkat suku bunga juga akan terus menurun hingga beberapa tahun ke depan. Ini sangat prospektif,” imbuh Aprianto.
Selain pergudangan, FMII mengembangkan bisnis yang lain seperti perumahan dan penjualan lahan.
Penjualan lahan bahkan masih menjadi sumber pendapatan tertinggi FMII.
Tahun lalu hasil penjualan lahan FMII mencapai Rp 351,86 miliar.
Karena itu, tahun ini FMII kembali melakukan belanja lahan dengan porsi yang lebih besar, sepuluh persen dari sebelumnya.
Tujuannya, FMII bisa melakukan pengembangan properti yang lebih maksimal di lahan tersebut. (pus/c24/noe)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Balik Modal Pengusaha Mal Kini Lebih Lama
Redaktur & Reporter : Ragil