jpnn.com - MEDAN - Orangtua yang seharusnya memberi kasih sayang dan mendidik anaknya, malah bertindak sebaliknya. Seorang bocah berusia 10 tahun diperintahkan orangtuanya mencuri demi memenuhi kebutuhan ekonomi mereka. Jika tak berhasil mencuri, si anak akan dipukuli.
Namun, aksi bocah berinisial MP ini berakhir di Rumah Sakit Murni Teguh, Kamis (9/4) sore. Dia tertangkap basah sekuriti saat mencuri tas milik keluarga pasien. Akibatnya, bocah asal Stabat ini pun diserahkan ke pihak Polsek Medan Timur mempertanggung jawabkan perbuatannya.
BACA JUGA: Bajing Loncat Makin Meresahkan di Jakarta
Menurut keterangan yang diperoleh Sumut Pos (Grup JPNN.com), Jumat (10/4), sore itu MP berada di rumah sakit tersebut, persisnya di lantai 3. Ia duduk di kursi ruang tunggu penjenguk pasien. Namun, hampir setengah jam duduk, bocah itu kemudian beranjak pergi turun ke lantai dasar. Dia pergi sembunyi-sembunyi sembari membawa tas milik seorang keluarga pasien.
Namun, sebelum masuk ke lift, bocah itu kepergok sekuriti setelah terekam CCTV. Dia tak bisa berkutik dan tampak ketakutan lantaran dibawa ke po sekuriti.
BACA JUGA: Manfaatkan Helm Jadi Tempat Penyimpanan Sabu
Kepada sekuriti MP membantah telah mencuri tas. Padahal, jelas-jelas sudah terbukti mencuri. Dia pun lebih banyak bungkam. Petugas pun kebingungan hingga akhirnya membawanya ke pihak Polsek Medan Timur.
Kanit Reskrim Polsek Medan Timur AKP Alexander Piliang mengatakan, lantaran masih anak di bawah umur dan korbannya juga tak membuat pengaduan, MP diserahkan ke pihak Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Sumatera Utara (Sumut).
BACA JUGA: Jual Smartphone ke Polisi, Dua Jambret Ini Ampun-ampun Didor
"Sudah kita serahkan ke KPAID Sumut dan nantinya diserahkan kepada Dinas Sosial untuk dikirim ke panti," jelasnya.
Alexander menyebutkan, anak tersebut sudah sering mencuri di beberapa lokasi seperti rumah sakit dan masjid. "Dia juga pernah mencuri di RS Sri Ratu dan Pirngadi Medan. Kalau tidak salah, beberapa bulan yang lalu pernah diamankan petugas Polsek Medan Baru dalam kasus yang sama," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Pokja KPAID Sumut Muslim Harahap menuturkan, pihaknya telah menyerahkan anak itu ke Dinas Sosial.
"Dua bulan yang lalu, anak itu diserahkan masyarakat ke Polsek Medan Baru karena ketahuan mencuri tas milik seorang Polwan. Lalu diserahkan ke kami dan dibawa ke panti di bawah naungan Dinas Sosial," ujarnya kepada Sumut Pos (Grup JPNN.com).
Akan tetapi, anak itu kabur dan mengulangi perbuatannya hingga diamankan pihak Polsek Medan Timur. "Sudah bolak-balik keluar masuk panti dan kabur," tuturnya.
Diungkapkan Muslim, saat ditanya oleh pihaknya, anak itu mengaku mencuri karena disuruh ibu dan bapaknya. Kalau tak berhasil mencuri, ia dipukuli oleh orangtuanya. "Dia mengaku dari Stabat, bapaknya bernama Amiruddin dan ibunya Ani. Di Medan tinggal di jalanan," ucapnya.
Menurut Muslim, anak tersebut terbilang sangat nakal. Pasalnya, ketika dikasih uang jumlah kecil menolak.
"Anak ini nakal sekali. Awal pas kita tanya dia tak mau banyak jawab dari mana asalnya dan dibilangnya dari Jonggol saja. Tapi, setelah kami bujuk akhirnya mau bicara. Bahkan, pas kita kasih uang jajan Rp5 ribu, uangnya dikoyak-koyak. Dia minta Rp50 ribu," bebernya.
Muslim melanjutkan, pengakuan anak itu bisa sampai ke Medan lantaran menumpang mobil bus dari Stabat. "Dia mengaku sudah seminggu di Medan dan tinggal di jalanan," tukasnya. (ris/adz/ray/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mereka Selalu Bawa Jimat Tiap Kali Beraksi
Redaktur : Tim Redaksi