Kamis (13/11), organisasi yang berkantor pusat di Paris, Prancis, tersebut memperkirakan permintaan minyak pada 2008 rata-rata sebesar 86,2 juta bpd (barrel per day atau barel per hari), atau tidak jauh berbeda dibandingkan tahun lalu
BACA JUGA: BP Migas Teken Kontrak USD 912,1 Juta
Sedangkan pada 2009 permintaan diperkirakan 86,5 juta bpdDalam laporan terakhir, IEA memangkas proyeksi permintaan hingga 330 ribu bpd pada 2008 dan 670 ribu bpd tahun depan
BACA JUGA: Target Iklan PPPI 2009 Rp 60 Triliun
Itu didasarkan pada proyeksi IMF yang menurunkan target pertumbuhan ekonomi global pada 2009Permintaan di negara berkembang akan terus naik, namun lebih lambat daripada proyeksi sebelumnya
BACA JUGA: Pemerintah Rombak Total APBN 2009
''Namun, sejauh ini pertumbuhan permintaan dari negara non-OECD masih bisa menutup penurunan permintaan dari negara anggota OECD,'' ujar IEA.Harga minyak anjlok hingga mendekati USD 55 per barel di pasar Asia dalam perdagangan kemarin (13/11)Itu dipicu berita tambahan lebih buruk di AS sehingga meningkatkan kekhawatiran atas terjadinya pelemahan ekonomi global yang parahHal ini akan mempengaruhi permintaan terhadap minyak mentah
Penurunan harga juga terjadi pada kontrak future overnight minyak sebesar USD 3,50 menjadi USD 56,16Itu merupakan harga penutupan terendah sejak Januari 20007Ini terjadi setelah Departemen Energi AS Rabu (12/11) melaporkan, konsumsi minyak pada 2009 akan turun paling tajam sejak 1980
Tahun depan konsumsi minyak AS diproyeksikan turun 250 ribu bpd atau 1,3 persenItu berarti dua kali lipat lebih rendah daripada estimasi sebelumnya.
Dalam perdagangan di pasar Asia kemarin sore, kontrak utama New York light sweet crude untuk pengiriman Desember terkoreksi USD 1,24 menjadi USD 54,92 per barelSedangkan Brent North Sea turun USD 1,77 menjadi USD 50,60 per barel setelah sebelumnya anjlok USD 3,34 di posisi USD 52,37 per barel dalam perdagangan di LondonBahkan, sempat menyentuh USD 52,05 per barel atau level terendah sejak Januari 2007.
''Harga minyak terus turun di tengah melemahnya outlook perekonomian global,'' ujar Nimit Khamar, analis komoditas minyak Sucden, London''Kondisi penurunan permintaan ini terjadi cukup cepat.''(AP/AFP/aan/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BI Rate Tinggi, Hambat Pemulihan Ekonomi
Redaktur : Tim Redaksi