Eko, Aremania yang Tewas di Sragen Itu Sosok Rajin Ibadah

Senin, 21 Desember 2015 – 00:04 WIB
Keluarga almarhum Eko Prasetyo, Aremania yang tewas dalam pengeroyokan di Sragen, menunjukkan foto terakhir pria yatim piatu yang menjadi tulang punggung keluarga ini. Foto: DICKY BISINGLASI/ MALANG POST/JPG

jpnn.com - EKO Prasetyo, 28 tahun, Aremania warga Dusun Sebaluh, Desa Pandesari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, tewas akibat dikeroyok Bonek di Sragen, Jawa Tengah, Sabtu, (19/12).

Sosok Eko Prasetyo di lingkungan keluarga dan masyarakat sekitarnya dikenal sebagai orang yang dermawan, baik hati, pendiam dan ahli ibadah. Tak hanya itu saja, pria dua bersaudara ini juga sebagai tulang punggung keluarganya.

BACA JUGA: Air Terjun Tukad Cepung, "Surga" di Balik Bebatuan

“Korban bekerja untuk kebutuhan dirinya dan neneknya. Karena di rumah ia hanya tinggal bersama neneknya saja,” ucap Jumani, mertua adik korban ketika ditemui Malang Post (Jawa Pos) kemarin.

Dalam sehari-hari, Eko yang masih membujang ini bekerja dari pagi sampai malam, ia jalani demi meningkatkan perekonomian keluarganya.

BACA JUGA: BUWAS! Serius Siapkan Penjara Dikepung Buaya dan Ikan Buas

“Korban di rumah hanya tinggal bersama neneknya, Sutiah yang berusia 86 tahun,” tegasnya.

Anak pasangan dari Suliani dan Suraji, keduanya sudah meninggal, juga dikenal sebagai pekerja keras. Ia bekerja sebagai pengiriman sayur dan buah ke luar kota seperti Bali dan Surabaya.

BACA JUGA: Ketua KPK Agus Rahardjo di Mata Keluarga, Tetangga di Kampung Halaman

“Pulangnya tidak menentu, namanya bekerja ke luar ke kota. Sedihnya kalau korban mengirim barang ke luar kota, neneknya pasti di rumah sendirian,” tegasnya.

Pria kelahiran Malang ini sangat suka dengan sepak bola, apalagi jika Arema berlaga. Dimanapun tim kebanggaan Aremania bertanding, ia sering melihatnya secara langsung.

“Saking sukanya dengan Arema, ia sering menonton ke Stadion Kanjuruhan, sampai Arema  bermain ke luar kota,” tutur Jumani.

Eko berangkat ke Sleman Jumat, (18/12) malam, ia pamitan ke neneknya hendak berangkat kerja. Tak heran, jika kabar kematian Eko ini tidak segera disampaikan ke neneknya. Sutiah, hanya terkejut saat rumahnya banyak didatangi tamu siang kemarin. Namun setelah mendapat berita Eko meninggal dunia, Sutiah merasa kebingungan.

“Saya mohon untuk teman korban yang punya salah, tolong dimaafkan sebesar-besarnya. Menurunt saya, Eko merupakan sosok yang tanggung jawab dan semoga amal ibadahnya diterima disisi-Nya,” paparnya.

Sementara itu, adik korban Puspita Rini yang bekerja sebagai TKW di Taiwan, sudah mendapat informasi bahwa kakakya meninggal dunia. Informasi tersebut, Rini sapaan akrabnya ini, mendapat info dari media sosial.

“Saya ditelpon Rini tadi pagi (Sabtu pagi, red) sekitar pukul 08.00 WIB. Rencananya kalau sudah mendapat izin dari pihak perusahaannya, akan segera pulang ke Pujon,” pungkasnya. (mg12/jon/sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Luar Biasa, Kakek 68 Tahun Ini Pernah Rangking ke 16 Fotografer Terbaik Dunia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler