jpnn.com, JAKARTA - Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK) terbukti menjadi salah satu solusi terdepan masyarakat dalam masa pandemi.
Ekonomi dan berbagai sektor lainnya juga tertolong oleh kemajuan teknologi informasi.
BACA JUGA: Indonesia Bersiap untuk Ekonomi Digital Berskala Global
"Industri atau ekonomi digital kita melesat yang menyebabkan sektor ekonomi telekomunikasi dan informasi masih mampu tumbuh dua digit di masa pandemi," kata Peneliti dan Ekonom Indef Nailul Huda dalam keterangannya, Minggu (27/3).
Namun, di sisi lain ada tantangan ke depan terkait kualitas layanan, kecepatan, dan keamanan data akan menjadi tantangan utama ke depan. Hal itu terjadi seiring booming teknologi digital yang memberikan solusi bagi kehidupan masyarakat di era pandemi.
BACA JUGA: Dorong Ekonomi Digital Indonesia, Erick Thohir Luncurkan INDICO
Kemajuan ekonomi digital dinilainya akan terhambat jika industri telekomunikasi tidak mampu tumbuh secara optimal.
"Perkembangan ekonomi digital juga akan terhambat ketika industri telekomunikasi tidak mampu tumbuh optimal, yang bisa disebabkan karena kualitas masih buruk,” ujar Nailul Huda.
BACA JUGA: Aplikasi PINTU Turut Percepat Ekonomi Digital 2022
Alumnus Universitas Indonesia itu juga menyoroti masalah kualitas layanan yang masih buruk.
Salah satu indikatornya adalah kecepatan internet di Indonesia yang masih masuk dalam urutan bawah di antara negara-negara di dunia.
Padahal, ini menjadi salah satu kebutuhan utama untuk melecut kemajuan ekonomi digital di tanah air.
Terlebih lagi, lanjut dia, di fixed broadband yang dinilai masalahnya sangat besar karena terkait kondisi geografis dan biaya infrastruktur.
Peningkatan kualitas sudah tak bisa lagi dibohongi, dan masyarakat akan melakukan kontrol terbaik tentang kualitas sehingga yang buruk akan tereliminasi dengan sendiri.
"Perlu kolaborasi pemerintah sebagai regulator dan pengawas untuk mengawal masalah kualitas, kecepatan, serta keamanan data," ujar Nailul Huda.
Di sisi lain, Head of Research Praus Capital Alfred Nainggolan turut mengingatkan ancaman keamanan data di era booming teknologi digital saat ini, apalagi hampir semua industri memanfaatkan TIK sebagai backbone inovasi.
TIK digunakan mulai dari e-commerce, smart factory, smart city, smart farming, smart health, smart banking/digital banking.
“Dalam kondisi semacam ini ada ancaman keamanan data yang perlu diantisipasi,” tutur pengamat ekonomi dan pasar modal ini.
Di sisi lain, kecepatan, kualitas, dan keamanan data sudah tak bisa lagi ditutup-tutupi, karena menjadi kebutuhan. Masyarakat juga seharusnya melakukan kontrol agar kualitas layanan telekomunikasi makin baik ke depannya.
“Jadi, jangan sampai pelanggan seperti diberi 'kucing dalam karung', layanan berkualitas harus dikedepankan,” tegas Alfred. (esy/jpnn)
Redaktur : Elvi Robia
Reporter : Mesya Mohamad