Ekonom Meramal Nasib Garuda Indonesia, Layak Dipertahankan?

Rabu, 10 November 2021 – 06:41 WIB
Ekonom Celios Bhima Yudhistira meramalkan nasib Garuda Indonesia di masa mendatang. Ilustrasi: Soetomo Samsu/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ekonom sekaligus Direktur Center of Economic and Law Studies atau Celios Bhima Yudhistira meramalkan nasib Garuda Indonesia di masa mendatang.

Menurut Bhima, masalah Garuda Indonesia sudah sangat kronis.

BACA JUGA: Berbicara kepada Menteri Keuangan, Misbakhun: Garuda Ini Mau Kita Apakan?

"Sudah enggak bisa diselamatkan ya karena sangat kronis masalah Garuda ini. Sebaiknya force closure saja," ujar Bhima kepada JPNN.com, Selasa (9/11).

Bhima menyebut Garuda Indonesia mungkin masih bisa diusahakan, namun dengan jalan dipailitkan.

BACA JUGA: KPK Minta Serikat Karyawan Garuda Jangan Ngomong Doang

"Diusahakan untuk di pailitkan dan memulai lagi bisnis penerbangan dengan model bisnis yang berbeda," katanya.

Misalnya, lanjut Bhima, fokus Garuda Indonesia untuk logistik dan rute domestik dengan kapasitas pesawat yang lebih kecil.

BACA JUGA: Serikat Karyawan Garuda Datangi KPK, Sebut-Sebut Maling

"Jadi ada fresh start yang baik," ungkapnya.

Bhima menyebut ongkos penyelamatan Garuda Indonesia sangat mahal.

Dia juga menyebut jumlah utang Garuda Indonesia yang jatuh tempo terlalu besar untuk diselamatkan karena mencapai Rp 100 triliun dan terus bertambah.

"Jika dilanjutkan negosiasi belum tentu menyelesaikan permasalahan," beber Bhima.

Di sisi lain, masalah Garuda juga terletak pada beban operasional yang terlalu gemuk. Bhima pun mengutip data Bloomberg, yang membeberkan porsi sewa pesawat dibanding pendapatan Garuda mencapai 24,3 persen jauh di atas rata rata maskapai dinegara lain yang berkisar 5-8 persen.

"Alhasil opsi bailout jelas merugikan keuangan negara," kata dia.

Namun, di sisi lain belum tentu menghasilkan pendapatan yang mumpuni.

"Belum tentu bisa comeback dengan dividen yang besar, tetapi negara harus keluar dana yang sangat besar. Itu jelas sulit sekali, terlebih pemerintah perlu alokasi dana lain yang lebih urgen di tahun 2022," jelas Bhima.

Sebelumnya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan mengupayakan penyelamatan maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia.

Bahkan, menurut Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo, pemerintah bakal melakukan transformasi bisnis perusahaan.

"Kami tidak putus asa dan mencoba mencari rumusan untuk bagaimana keluar dari permasalahan ini. Dan memang yang utama kita lalukan transformasi bisnis," kata dia dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Selasa.

Kartika mengatakan memahami kondisi Garuda.

"Kami tahu tata kelola korporasi yang buruk dan tidak efisien di masa lalu sehingga menyebabkan permasalahan keuangan," ujar dia.

Pemerintah akan mengupayakan penyelamatan Garuda Indonesia dengan beberapa fokus. Fokus awal rute penerbangan adalah mengoptimalkan rute-rute domestik serta mengurangi rute internasional secara signifikan.

"Garuda akan mengurangi jumlah rute dari 237 rute menjadi hanya 140 rute yang super premium," tegas Kartika Wirjoatmodjo. (mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler