Ekonom: Pemerintah Harus Naikkan Pajak Produk Prancis yang Masuk Indonesia

Kamis, 04 Februari 2016 – 16:45 WIB
Ekonom Drajad Wibowo. FOTO: DOK.JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Langkah pemerintah Prancis memberlakukan peraturan terkait pungutan pajak regresif terhadap Crude Palm Oil (CPO) ikut ditanggapi Drajad Wibowo. Mantan politikus PAN yang kini jadi ekonom ini mengatakan Indonesia perlu menyiapkan langkah retaliasi atau tindakan balasan dengan mengenakan pajak yang tinggi juga terhadap produk-produk Prancis yang masuk di Indonesia. 

“Produk-produk Prancis yang masuk ke Indonesia kan banyak. Seperti pesawat Airbus yang banyak dipesan Lion Air dan produk di toko departmen store Galleries Lafayatte atau produk kecantikan L Occitane dan lain-lain. Kita paksa orang Prancis yang punya kepentingan bisnis di Indonesia untuk jadi juru lobi kita,” ujar Drajad di Jakarta, Kamis (4/2).

BACA JUGA: Pemerintah Prancis Didesak Batalkan Pajak Regresif

Lebih lanjut, Drajad menjelaskan, Prancis memang dikenal sangat protektif terhadap produk pertaniannya dan beberapa sektor produksi lainnya. Itu sebabnya pemerintah Indonesia harus tegas menghadapi mereka.‎

“Buat posisi kita sejajar dengan mereka, jangan seolah kita mengemis dan meminta,” tutup Drajad.

BACA JUGA: Pesan Adhyaksa untuk Pramuka saat Hadapi MEA

Seperti diketahui, Prancis berencana mengenakan pajak terhadap produsen sawit impor yang masuk ke negara itu secara bertahap, untuk tahun 2017 sebesar 300 euro per ton, kemudian tahun 2018 sebesar 500 euro per ton. Kemudian pada tahun 2019 sebesar 700 euro per ton, dan menjadi 900 euro per ton pada 2020. Padahal selama ini pungutan pajak sebesar 103 euro per ton.(esy/jpnn)

BACA JUGA: Kecewa di Proyek Kereta Cepat, Jepang Tutup Panasonic-Toshiba Indonesia?

BACA ARTIKEL LAINNYA... Biar Tak Terjerumus Utang, Yuk Pelajari Beda Kredit Tanpa Agunan dan Kredit Multiguna


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler