Ekonom: Suku Bunga Tak Kan Turun Lagi Tahun Ini, Mentok 3,5 Persen

Jumat, 19 Februari 2021 – 20:57 WIB
Ekonom prediksi tak kan ada lagi penurunan BI 7-Day Reverse Repo Rate dengan sejumlah isyarat dari Gubernur BI Perry Warjiyo. Foto: Ricardo/JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Ekonom Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro memprediksikan penurunan tingkat suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRRR) oleh Bank Indonesia akan menjadi yang terakhir pada 2021.

Seperti diketahui, BI menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 3,5 persen kemarin, Kamis (18/2).

BACA JUGA: KPR Diproyeksi Meningkat, Bank Indonesia Beberkan Indikator

“Kami pikir ini akan menjadi penurunan suku bunga terakhir dalam siklus pelonggaran saat ini menyusul penurunan suku bunga kumulatif 250 bps dalam 20 bulan sejak Juli 2019,” katanya di Jakarta, Jumat (19/2).

Satria mengatakan prediksi tersebut didasarkan atas pernyataan kunci Gubernur BI Perry Warjiyo yang menyebutkan bahwa pemotongan suku bunga pada Februari 2021 membuat ruang untuk menurunkannya lebih lanjut menjadi lebih terbatas.

BACA JUGA: BI Turunkan Suku Bunga Acuan 25 Basis Poin Jadi 3,5 Persen

Tak hanya itu, Satria menuturkan Perry juga telah mengisyaratkan, bank sentral lebih cenderung mempertimbangkan alternatif lain termasuk pelonggaran kuantitatif.

“Poin kuncinya di sini adalah pernyataan penutup Gubernur yaitu ‘dengan pemotongan ini, jelas ruang untuk menurunkannya lebih lanjut akan lebih terbatas’,” ujarnya.

BACA JUGA: BI: Suku Bunga Acuan Masih Punya Ruang untuk Turun, Tetapi...

Sementara itu, Satria menyatakan pihak BI harus mengambil sikap yang lebih berhati-hati di masa mendatang karena bank sentral di seluruh dunia lebih cenderung untuk membalikkan siklus pelonggaran mereka.

Dia menjelaskan bank sentral di seluruh dunia lebih cenderung untuk tidak melanjutkan siklus pelonggaran mereka dalam rangka mengantisipasi lonjakan inflasi dan kenaikan imbal hasil global.

“Kami pikir BI harus mengambil sikap yang lebih berhati-hati di masa depan karena bank sentral di seluruh dunia lebih cenderung untuk membalikkan dan bukan melanjutkan siklus pelonggaran mereka,” ujarnya.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler